MEMBANGUN SITUASI KERJA YANG LEBIH MENYENANGKAN PADA KARYAWAN DENGAN PENGADAAN MINUMAN YANG BERGIZI TINGGI

Penulis

  • Arundati Shinta Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
  • Bimono Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
  • Esti Listiari Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

https://doi.org/10.33476/knpk.v1i1.5255

Kata Kunci:

bergizi, situasi kerja, lingkungan hidup

Abstrak

Tujuan penelitian yaitu untuk membuktikan adanya hubungan antara tersedianya minuman bergizi tinggi secara gratis dengan situasi kerja yang menyenangkan. Tujuan kedua yaitu untuk membuktikan adanya hubungan antara tersedianya minuman bergizi tinggi secara gratis dengan munculnya perilaku pro-lingkungan hidup. Dasar penelitian adalah adanya situasi kerja yang tidak menyenangkan pada suatu lembaga. Para karyawannya sering melewatkan makan pagi, sehingga mereka kurang bersemangat dalam bekerja dan mudah stress. Penelitian ini melibatkan 30 karyawan (17 perempuan, 13 laki-laki). Mereka telah mengkonsumsi minuman sereal bergizi tinggi yang disediakan secara gratis oleh seorang pimpinan organisasi. Tujuan menyediakan minuman bergizi tersebut adalah untuk untuk mendorong terjadinya situasi kerja yang menyenangkan karena peruta karyawan telah kenyang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minuman bergizi yang disajikan dengan cara gratis erat hubungannya dengan situasi kerja yang menyenangkan daripada minuman yang disajikan dengan cara tidak gratis (chi square = 7.778, dengan asymtotic significance 0,005 atau p<0,01). Selanjutnya minuman yang disajikan dengan gratis mendorong responden untuk lebih berperilaku mendukung lingkungan hidup daripada ketika minuman disajikan dengan cara tidak gratis (chi-square = 4,537, dengan asymtotic significance 0,033 atau p<0,01). Perilaku mendukung lingkungan hidup itu juga didukung oleh kesediaan mereka untuk membawa limbah kemasan berbagai produk dari rumah ke tempat kerja. Diskusi penelitian menjelaskan bahwa hasil penelitian sesuai dengan teori pertukaran sosial, bahwa individu akan selalu menimbang-nimbang tentang imbalan dan pengorbanan. Ketika nilai pengorbanan lebih tinggi daripada imbalan, maka individu cenderung mengakhiri hubungan sosial yang ada (enggan membuat situasi kerja menjadi menyenangkan, enggan berperilaku pro-lingkungan hidup).

Referensi

Appelrouth, S. & Edles, L.D. (2011). Sociological theory in the contemporary era: Text and readings. (2nd Ed.). Los Angeles: Pine Forge Press, an Imprit of SAGE publication, Inc.

Blake, C.E., Devine, C.M., Wethington, E., Jastran, M., Farrell, T., & Bisogni, C.A. (2009). Employed parents’ satisfaction with food-choice coping strategies. Influence of gender and structure. Appetite, June, 52 (3), 711–719.

Boronnia, A.D. (2013). Limbah kemasan plastik sulap kerajinan industri kreatif. Kup45iana. Februari. Diakses kembali dari

http://lintaskampusup45.blogspot.com/2013/02/limbah-kemasan-plastik-sulap-kerajinan.html#uds-search-results

Chaplin, K. & Smith, A. P. (2011). Breakfast and snacks: Associations with cognitive failures, minor injuries, accidents and stress. Nutrients, 3, 515-528.

Cropanzano, R. & Mitchell, M.S. (2005) Social exchange theory: An interdisiplinary review. Journal of Management. 31 (6), December, 874-900.

Downie, N.M., & Heat, R.W. (1974). Basic statistical methods. (4th ed). New York: Harper & Row, Publishers.

Fisher, R. (1982). Social psychology: An applied approach. New York: St. Martin Press.

Forum Kompas (2013). 5 merek Indonesia yang laris di dunia. Diakses kembali pada 8 Mei 2013 dari http://forum.kompas.com/teras/261928-5-merek-indonesia-yang-laris-di-dunia.html

Futera Sustainaility Communication (2010). New rules: New game. Diakses kembali pada 14 Mei 2014 dari http://www.futerra.co.uk/downloads/NewRules_NewGame.pdf

Halloran, A. (2013). Is stress causing a problem in your workplace? Finance & Management, December.

Halsey, L.G., Huber, J.W., Low, T., Ibeawuchi, C. Woodruff, P. & Reeves, S. (2011). Does consuming breakfast influence activity levels? An experiment into the effect of breakfast consumption on eating habits and energy expenditure. Public Health Nutrition 15(2), 238-245.

Helmy, C. (2014). Dwi Retnastuti: Menghargai sampah sejak dari rumah. Kompas. 9 Mei, halaman 16.

Hunter, L.M., Hatch, A. & Johnson, A. (2004). Cross-national gender variation in environmental behaviors. Social Science Quarterly. September, 85(3), 677-694.

Huysse-Gaytandjieva, A.; Groot, W. & Pavlova, M. (2013). Why do some employees fall into and fail to exit a job-lock situation?. Journal of Environmental and Public Health, 2013, Article ID 839349. Diakses kembali dari http://dx.doi.org/10.1155/2013/839349. Hindawi Publishing Corporation.

Kollmuss, A. & Agyeman, J. (2002). Mind the gap: Why do people act environmentally and what are the barriers to pro-environmental behavior?. Environmental Education Research. 8(3), 239-260.

Mogre, V., Atibilla, J.A. & Kandoh, B.N.A. (2013). Association between breakfast skipping and adipodity status among civil servants in the Tamale metropolis. Journal of Medical and Biomedical Sciences. 2(3), 1-7.

Moy, F.M., Johari, S., Ismail, Y., Mahad, R., Tie, F.H. & Wan Ismail, W.M.A. (2009). Breakfast skipping and its associated factors among undergraduates in a Public University in Kuala Lumpur. Mal J Nutr, 15(2), 165-174.

Mwatsama, M. & Stewart, L. (2005). Food poverty and health: Briefing statement. London: Faculty of Publlic Health of Royal Colleges of Physicians of the United Kingdom.

Neville, C. (2007). Effective learning service : Introduction to research and research methods. UK : Bradford University School of Management.

Pandudiputra. (2011). Jangan melewatkan sarapan pagi. TanyaDok.com. Diakses kembali dari http://www.tanyadok.com/kesehatan/jangan-melewatkan-sarapan-pagi

Probst, T.M. (2002). The impact of job insecurity on employee work attitudes, job adaptation, and organizational withdrawal behaviors. In J.M. Brett & F. Drasgow (Eds.). The psychology of work: Theoretically based empirical research. London: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers. Pp. 141-168.

Riggio, R. E. (2003). Introduction to industrial / organizational psychology. New Jersey: Upper Saddle River.

Shinta, A., Yudhawati, D. & Yosef, LG. (2012). Bekerja pada organisasi yang tidak sehat: Peluang atau kutukan bagi karyawan?. Prosiding Seminar Nasional Peran Budaya Organisasi terhadap Efektivitas dan Efisiensi Organisasi, halaman 1-13. No. ISBN. 978-602-18835-2-5. Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus, Jawa Tengah,

Sonnentag, S. & Frese, M. (2003). Stress in organizations. In W.C. Borman, D.R. Ilgen, R.J. Klimoski & I.B. Weiner (Eds.) Handbook of psychology: Industrial and organizational psychology. Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. pp. 453-491

Warfield, D. (2005). Is/it research: A research methodologies review. Journal of Theoretical and Applied Information Technology. Pp. 28-35.

Wijono, D. & Shinta, A. (2012). Kesenjangan antara harapan dan kenyataan: Fenomena kekecewaan karyawan terhadap organisasi. Jurnal Maksipreneur, Manajemen, Koperasi, dan Entrepreneurship. 2 (1), 85-96, Desember. No. ISSN. 2089-5501. Fakultas Ekonomi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta.

Diterbitkan

2025-02-21