HUBUNGAN DAN KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN DALAM LAYANAN KESEHATAN

Octaviani Indrasari Ranakusuma

doi:10.33476/knpk.v1i1.5245

Penulis

Octaviani Indrasari Ranakusuma Fakultas Psikologi Universitas YARSI

https://doi.org/10.33476/knpk.v1i1.5245

Kata Kunci:

komunikasi, pasien, dokter, empatik

Abstrak

Komunikasi pasien-dokter mempengaruhi kepuasan pasien yang pada akhirnya akan meningkatkan kepatuhan pasien terhadap pengobatan/perawatannya. Pasien dengan latar belakang sosial-ekonomi bawah merupakan kelompok masyarakat yang rentan terpapar penyakit infeksi dan non-infeksi, namun enggan menggunakan layanan kesehatan. Salah satu alasannya adalah biaya dan kesulitan memahami penjelasan dokter. Mereka lebih memilih untuk melakukan pengobatan sendiri yang apabila tidak terkontrol berpotensi membahayakan kesehatan. Dokter perlu mengembangkan sikap terbuka, empatik, mendukung, menunjukkan sikap positif dan setara dengan pasien sehingga pasien puas dengan layanan kesehatan dan tidak segan untuk kembali berkonsultasi dan berobat kepada dokter.

Referensi

Abosede, O.A. 1984. Self Medication: An Important Aspect of Primary Health care. Social Science & Medicine, 19 (7) 1984: 699-703.

Aelbrecht, K., Rimondini, M., Bensing, J., Moretti, F., Willems, S., Mazzi, M., Fletcher, I., & Deveugele, M. 2014. Quality of doctor-patient communication through the eyes of the patient: variation according to the patient’s educational level. Adv. in Health Sci. Educ. DOI: 10.1007/s10459-014-9569-6.

Alfitri. 2006. Komunikasi dokter-pasien. Mediator, vol. 7 (1). Juni 2006:15-26.

Alghanim, S.A. 2011. Self-medication practice among patients in a public health care system. Eastern Mediterranean Health Journal Vol. 17 No. 5.

Astuti, NR., Hendrartini, J., & Sriyono, NW. 2014.Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Komunikasi antara Dokter Gigi dan Pasien dalam Pelayanan Perawatan Kesehatan Gigi. IDJ, Vol. 3 No. 1 Bulan Mei Tahun 2014

Beisecker, A. E. (1989). The influence of a companion on the doctor-elderly patient interaction. Health Communication, 1, 55–70.

Bensing, J. M., van den Brink-Muinen, A., & de Bakker, D. H. (1993). Gender differences in practice style: A Dutch study of general practitioners. Medical Care, 31, 219–229.

Dewi, A. 2009. Kepuasan Pasien terhadap Komunikasi Dokter Pasien di Puskesmas Mutiara Medika Vol. 9 No. 2:37-45, Juli 2009.

Dindia, K., & Allen, M. (1992). Sex differences in self-disclosure: A meta-analysis. Psychological Bulletin, 112, 106–124.

Hall, J. A. (1984). Nonverbal sex differences: Communication accuracy and expressive style. Baltimore: Johns Hopkins University Press.

Prosiding

Hall, J. A., Irish, J. T., Roter, D. L., Ehrlich, C. M., & Miller, L. H. (1994a). Gender in medical encounters: An analysis of physician and patient communication in a primary care setting. Health Psychology, 13, 384–392.

Hall, J. A., & Roter, D. L. (1995). Patient gender and communication with physicians: Results of a community-based study. Women’s Health: Research on Gender, Behavior, and Policy, 1, 77–95.

Harahap, N.A., Khairunnisa, & Tanuwijaya, J. 2017. Tingkat Pengetahuan Pasien dan Rasionalitas Swamedikasi di Tiga Apotek Kota Panyabungan. Jurnal Sains Farmasi & Klinis | Vol. 03 No. 02 | Mei 2017

Izzah, NN., Sriatmi, A., Wigati, PA. 2014. Analisis Perbedaan Tingkat Kepuasan Pasien Umum dan Pasien Jamkesmas Terhadap Pelayanan Dokter Pada Unit Rawat Inap Di Puskesmas Mlonggo Kabupaten Jepara. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), Volume 2, Nomor 2, Pebruari 2014 Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Koos, E. L. (1954). The health of Regionville. New York: Columbia University Press.

Korsch, B. M., Gozzi, E. K., & Francis, V. (1968). Gaps in doctor-patient communication: I. Doctor-patient interaction and patient satisfaction. Pediatrics,42, 855–871.

Mechanic, D., McAlpine, D. D., & Rosenthal, M. (2001). Are patients’ office visits with physicians getting shorter? New England Journal of Medicine, 344, 198–204.

Ornstein, S. M., Markert, G. P., Johnson, A. H., Rust, P. F., & Afrin, L. B. (1988). The effect of physician personality on laboratory test ordering for hypertensive patients. Medical Care, 26, 536–543.

Patriani, I., & Dumilah Ayuningtyas, D. 2013. Komunikasi Dokter dengan Sikap Konkordansi pada Pasien Tuberkulosis Paru, Hipertensi, dan AsmaKesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 2, September 2013

Prohaska, T. R., & Glasser, M. (1996). Patients’ views of family involvement in medical care decisions and encounters. Research on Aging, 18, 52–69.

Rahanto, S., Suparmanto, P, & Rahayu, S.C. 2006. Kepuasan keluarga askes terhadap kinerja dokter keluarga di Malang Jawa Timur. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, vol.9 no. 1 Januari 2006: 42-50.

Ross, C. E., & Duff, R. S. (1982). Returning to the doctor: The effects of client characteristics, type of practice, and experiences with care. Journal of Health and Social Behavior, 23, 119–131.

Roter, D. L. (1991). Elderly patient-physician communication: A descriptive study of content and affect during the medical encounter. Advances in Health Education, 3, 15–23.

Roter, D. 2010. Models of Doctor-Patient Relationship. The Johns Hopkins University School of Public Health, USA.

Roter, DL, Frankel, RM, Hall, JA., & Sluyter, D. 2006. The Expression of Emotion Through Nonverbal Behavior in Medical Visits: mechanisms and outcomes. J Gen Intern Med 2006: 21: S28-34. DOI: 10.1111/j.1525-1497.2006.00306.x

Roter, D. L., Geller, G., Bernhardt, B. A., Larson, S. M., & Doksum, T. (1999). Effects of obstetrician gender on communication and patient satisfaction. Obstetrics and Gynecology, 93, 635–641.

Roter, DL., & Hall, JA. 2006. Doctors Talking with Patients / Patients Talking with Doctors: Improving Communication in Medical Visits (2nded). Praeger Publishers, USA.

Smith, R.C., & Hoppe, R.B. 1991. The Patient's Story: Integrating the Patient- and Physician-centered Approaches to Interviewing. Annals of Internal Medicine. 1991;115: 470-477.

Stewart, M. A. (1983). Patient characteristics which are related to the doctorpatient interaction. Family Practice, 1, 30–35.

Stilwell, N. A., Wallick, M. M., Thal, S. E., & Burleson, J. A. (2000). Myers-Briggs type and medical specialty choice: A new look at an old question. Teaching and Learning in Medicine, 12, 14–20.

Supardi, S. , Herman, M.J., & Susyanty, A.L. 2009. Pengobatan Sendiri pada Pasien Rawat Jalan Puskesmas di Delapan Kabupaten. Bul. Penelit. Kesehat. Vo1.37, No.2, 2009 : 92 – 101.

Syafitri, A.2016. Komunikasi Antar Pribadi Pasien dan Dokter (Studi Kasus Komunikasi Antar Pribadi Pasien dan Dokter di Poliklinik Orthopaedi RSUP H. Adam Malik Medan). Diunduh dari https://jurnal.usu.ac.id/flow/article/viewFile/12854/5576

Utaminingrum, W., Lestari, J.E., & Kusuma, A.M. 2015. Pengaruh faktor-faktor sosiodemografi terhadap rasionalitas penggunaan obat dalam pengobatan sendiri pada pasien program pengelolaan penyakit kronis (prolanis). Farmasains vol. 2. No. 6, Oktober 2015

Verlinde, E., De Laender, N., De Maesschalck, S., Deveugele, M., & Willems, S. 2012. The social gradient in doctor-patient communication. Internationl Journal for Equity In Health, 11:12. Diunduh dari http://www.equityhealthj.com/content/11/1/12

Wahyuni, T, Yanis, A., & Erly. Hubungan Komunikasi Dokter–Pasien Terhadap Kepuasan Pasien Berobat Di Poliklinik RSUP DR. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 2013;2(3); 175-177.

Waitzkin, H. (1985). Information-giving in medical care. Journal of Health and Social Behavior, 26, 81–101.