PENERAPAN ART THERAPY UNTUK MENURUNKAN AGRESIVITAS PADA LANSIA PENDERITA SKIZOAFEKTIF

Penulis

  • Mutiara Mirah Yunita Program Studi Psikologi, Universitas Bunda Mulia

https://doi.org/10.33476/knpk.v1i1.5226

Kata Kunci:

Art therapy, skizoafektif, lansia manajemen emosi, skizofrenia

Abstrak

Pada kehidupan psikososial lansia, pada umumnya lansia memiliki harapan hidup untuk tetap sehat secara fisik maupun psikologis serta memiliki relasi sosial yang positif dengan orang lain. Akan tetapi berbeda pada lansia yang mengidap skizoafektif. Kondisi ini semakin memperburuk stereotip negatif dan kesejahteraan psikologis pada lansia. skizoafektif merupakan gangguan kejiwaan yang tertera dalam klasifikasi DSM IV yang gangguannya merupakan suatu periode penyakit yang berkesinambungan selama suatu waktu, terdapat salah satu episode depresi mayor, episode manik, episode campuran yang terjadi bersama-sama dengan gejala yang memenuhi kriteria A skizofrenia (waham, halusinasi, gejala negatif, perilaku kacau). Tidak jarang penderita skizoafektif ini memiliki agresivitas yang tinggi sehingga menyebabkan hubungan sosial yang buruk pada lansia. Menurut AATA (American Art Therapy Association, 2016), terapi seni merupakan suatu kegiatan terapeutik yang menggunakan proses kreatif yang ekspresif sehingga pengalaman bawah sadar dapat terlihat dan diungkapkan. Peneliti ingin mengetahui dampak penerapan Art Therapy untuk mengurangi agresivitas pada lansia penderita skizoafektif untuk menurunkan agresivitas. Penerapan Art Therapy (Terapi Seni) yang dilakukan yaitu dengan menyulam tas kecil dengan benang-benang berwarna sehingga lansia penderita Skizoafektif diharapkan dapat memiliki tingkat agresifitas yang lebih rendah. Adapun metode dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian kualitatif (interview, observasi, dan tes psikologis) dengan rancangan eksperimental yaitu dengan desain kasus tunggal (single case experimen) melalui teknik A-B-A atau teknik reversal dan kuantitatif dengan melibatkan skoring (pre dan post test). Desain ini memiliki tiga fase yaitu : Fase pertama adalah kondisi dasar subjek tanpa perlakuan (A), fase kedua adalah pemberian perlakuan (B), fase ketiga adalah pengulangan pengkondisian (A ; reversal). Pemberian pre dan post-test dilakukan dengan pengisian kuesioner agresivitas. Hasil penelitian yang dilakukan bahwa ada penurunan agresivitas sesudah diberikan Art Therapy. Hal ini ditinjau dari hasil observasi terhadap subjek ditinjau dari perilaku agresivitas. Hasil observasi didukung oleh hasil pengisian pre test dan post test. Angka pengisian skala agresivitas yaitu pada fase pertama (A) sebelum diberikan perlakuan skor berada pada angka 42 sedangkan pada fase reversal (A) setelah pemberian terapi (B) skor berada pada angka 25. Subjek menunjukkan sikap yang lebih baik dalam mengelola emosinya, hubungan sosial yang lebih baik, selain itu waktu yang kosong yang diisi melalui Art Therapy dapat menolong subjek untuk memfokuskan pikiran ke pekerjaannya sehingga subjek tidak memikirkan masalahnya secara terus-menerus dan menjadi lebih tenang dalam mengungkapkan perasaannya.

Referensi

APA. (2000). DSM IV – TR (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders). Washington, DC : American Psychiatric Association Press.

Afifuddin, Beni Ahmad Saebani. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.

Anoviyanti, Sarie Rahma. (2008). Terapi Seni Melalui Melukis pada Pasien Skizofrenia dan Ketergantungan Narkoba. Vol 2, No.1

Baihaqi, dkk. (2005). Psikiatri : Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan. Bandung : Refika Aditama.

Davison, G.C & Neale J.M. (2006). Psikologi Abnormal. Jakarta: PT. Raja. Grafindo Persada.

Malchiodi, C. (2003). Handbook of art therapy. New York: The Guilford Press

Martin, Guha. (2016). The Wiley Handbook of Art Therapy. Institute of Psychiatry: London, UK.

Naumburg, Margaret, 1950, Schizofrenic Art: Its Meaning in Psychotherapy. New York, Grune and Stratton Inc.

Latipun. (2008). Psikologi Eksperimen, Edisi II. Malang: UPT Penerbitan UMM.

Olpin, M., Hesson, M. (2009). Stress management for life: a research-based experiental approach. 2th edition. USA: Wadsworth Cengage Learning.

Purwandari, Haryatiningsih. (2009). Pengaruh Terapi Seni Dalam Menurunkan Tingkat Kecemasan Anak Usia Sekolah Yang Menjalani Hospitalisasi Di Wilayah Kabupaten Banyumas. Tesis

Diterbitkan

2025-02-18