PERANAN TRAIT MINDFULNESS DAN SELF ESTEEM TERHADAP KECEMASAN SOSIAL PADA REMAJA MADYA

Penulis

  • Annisa Mutiara Ramadhan Fakultas Psikologi, Universitas YARSI, Jakarta
  • Endang Fourianalistyawati Fakultas Psikologi, Universitas YARSI, Jakarta

https://doi.org/10.33476/knpk.v1i1.5225

Kata Kunci:

Remaja Madya, Trait Mindfulness, Self Esteem, Kecemasan Sosial

Abstrak

Remaja memiliki beberapa tugas perkembangan, diantaranya mencapai hubungan baru dan lebih matang dengan teman sebaya, mencapai peran sosial serta mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab. Hal ini dilakukan untuk mencapai peran interaksi sosial di dalam lingkungannya. Permasalahan yang dihadapi remaja adalah meningkatnya kecemasan sosial saat sedang berinteraksi dengan orang lain. Untuk mengurangi tingkat kecemasan sosial maka dibutuhkan trait mindfulness dan self esteem didalam diri remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran trait mindfulness dan self esteem terhadap kecemasan sosial pada remaja madya. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 155 orang remaja madya di beberapa sekolah yang berada di Bekasi, yang dipilih dengan menggunakan teknik incedental sampling. Penelitian ini menggunakan adaptasi skala Child and Adolscent Mindfulness and Measure untuk mengukur trait mindfulness, adaptasi skala Social Anxiety Scale-Adolescents untuk mengukur kecemasan sosial remaja dan adaptasi skala Rosenberg’s Self Esteem Scale untuk mengukur self esteem. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa self esteem dan trait mindfulness memiliki kontribusi terhadap dimensi kecemasan sosial fear of negative evaluation (FNE) sebesar 8%, dimensi social avoidance and distress new (SAD-New) sebesar 2,8% dan dimensi social avoidance and distress general (SAD-General) sebesar 2,5%. Artinya, self esteem dan trait mindfulness yang rendah akan menghasilkan kecemasan sosial fear of negative evaluation (FNE) yang tinggi dibandingkan dimensi kecemasan sosial yang lainnya. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan pada penelitian selanjutnya dan juga dapat memperkaya penelitian sebelumnya mengenai trait mindfulness, self esteem dan kecemasan sosial.

Referensi

Bagley, C., Bolitho, F., Bertrand, L,. (1997). Norms and construct validity of the rosenberg self-esteem scale in canadian high school populations: implications for counselling. Canadian Journal of Counselling/Revue canadienne de counseling, Vol. 31:1

Baer, R.A. Smith,G.T., Greco, L.A. (2011). Assessing mindfulness in children and adolescents: Development and Validation of the Child and Adolescent Mindfulness Measure (CAMM). Psychological Assessment.

Bergomi, C., Tschacher, W., Kupper, Z. (2012). The Assessment of Mindfulness with Self-Report Measures: Existing Scales and Open Issue. University Hospital of Psychiatry, Department of Psychotherapy, University of Bern

Blascovich, J., & Tomaka, J. (1991). Measures of self-esteem. In J. Robinson, Shaver & L. Wrightsman (Eds). Measures of personality and psychological attitudes. New York: Academic Press. Budianti, Ariska Karunia (2015) Hubungan antara keharmonisan keluarga dengan harga diri pada remaja. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Brown, K.W., Ryan, R.M., & Creswell, D.J. (2007). Mindfulness: Theoretical foundations andevidence for its salutary effects. Psychological Inquiry, 18, 211-237. doi:10.1080/10478400 701598298.

Durand, V. M. (2006). Intisari psikologi abnormal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fidhzalidar, M.G. (2015). Tingkat kecemasan sosial pada anak yang mengalami cacat fisik di YPAC. Malang: Universitas Muhammadiyah.

Hofmann, S.G. (2007). Cognitive factors that maintain social anxiety disorder: A comprehensive model and its treatment implications. Cognitive Behavior Therapy, 36, 193_209.doi:10.1080/16506070701421313.

Iin,S.S. (2011). Efektivitas teknik restrukturisasi kognitif untuk mereduksi kecemasan sosial remaja (studi quasi-eksperimen terhadap siswa kelas X SMA YAS Bandung Tahun Ajaran 2011/2012). La Greca, A.M & Lopez, N. (1998). Social among adolescents: Linkages with Relation and Friendship. Journal of Abnormal Child Psychology.

Papalia D.E., Old S.W., & Feldman R.D. (2008). Human development. Jakarta: Kencana. Bagian V s/d IX. Cetakan ke-1 edisi ke-9.

Prawoto, Y.B. (2010). Hubungan antara konsep diri dengan kecemasan sosial pada remaja kelas xi sma kristen 2 surakarta. Universitas sebelas maret Surakarta.

Pullmann, H., Allik, JuÈri,. (1999). The Rosenberg Self-Esteem Scale: its dimensionality, stability and personality correlates in Estonian. Personality and Individual Di€erences 28 (2000) 701 – 715

Ramussen, M.K., & Pidgeon, A.M. (2011). The direct and indirect benefits of dispositional mindfulness on self-esteem and social anxiety. Australia: Department of Psychology, Faculty of Humanities and Social Sciences, Bond University, University Drive, Robina, Gold Coast, QLD 4229. Vol. 24, No. 2, March 2011, 227-233.

Rapgay, L. & Bystrisky, A. (in press). Classical mindfulness: an introduction to its theory and practice for clinical application. In Longevity and Optimal Health: Integrating Eastern and Western Perspectives. Annals of the New York Academy of Sciences.

Riggs, N.S., Black, D.S., & Olson, A.R. (2014). Associations between dispositional mindfulness and executive function in early adolescence. doi: 10.1007/s10826-014-0077-3.

Russel, G., Shaw, S. (2009). A study to investigate the prevalence of social anxiety in a sample of higher education students in the united kingdom. Journal of Mental Health; 18(3): 198–206. doi : 10.1080/09638230802522494.

Sarwono, S.W. (2006). Psikologi remaja. Jakarta: Rajawali.

Singh, N.,Wahler, R., Adkins, A.,& Myers, R. (2003). Soles of the feet: a mindfulness-based self-control intervention for aggression by an individual with mild mental retardation and mental illness. Research in Developmental Disabilities, 24(3), 158-169.

Vriends, N. et al. 2013. Taijin kyofusho and social anxiety and their clinical relevance in indonesia and switzerland. Frontiers in Psychology 4: 1-9.

Yoshinaga N., Ohshima F., Matsuki S., Tanaka M., Kobayashi T., Ibuki H., Asano K., Kobori O., Shiraishi T., Ito E., Nakazato M., Nakagawa A., Iyo M., Shimizu E. (2013). A preliminary study of individual cognitive behavior therapy for social anxiety disorder in japanese clinical settings: A Single Arm Uncontrolled Trial. BMC Research Notes, 6(1):74.doi: 10.1186/1756-0500-6-74.

Artikel dan Sumber Internet

Vivyan, C. (2009). Permission to use for therapy purposes. http://www.getselfehelp.co.uk/minfulness.pdf. Diakses pada: 21 Agustus 2016.

Lundh, L. & Sperling, M. (2002). Social Anxiety and the post-event processing of socially distressing events. Cognitive Behavior Therapy, 31 (3), 129–134. doi : 10.1080/165060702320338004.

Memik, N. C., Sismanlar, S. G., Yildiz, O., Karakaya, I., Isik, C., & Agaoglu, B. (2010). Social anxiety level in Turkish adolescents. European Child & Adolescent Psychiatry, 19(10), 765–772. doi:10.1007/s00787-010-0119-3. Mujiyanti. (2013). Efektivitas teknik restrukturisasi kognitif untuk meningkatkan self esteem siswa : Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas XI SMA Laboratorium-Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

Diterbitkan

2025-02-18