HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP CYBERBULLYING DENGAN REGULASI EMOSI PADA KORBAN CYBERBULLYING DI FACEBOOK DAN TWITTER

Penulis

  • Indri Aprilia Wahyuni Fakultas Psikologi Universitas Yarsi
  • Fitri Arlinkasari Fakultas Psikologi Universitas Yarsi

https://doi.org/10.33476/knpk.v1i1.5213

Kata Kunci:

Cyberbullying, Sikap, Regulasi emosi, Korban Cyberbullying, Facebook dan Twitter

Abstrak

Pada era-globalisasi, kemajuan teknologi semakin berkembang dengan banyak media komunikasi yang beredar di internet seperti facebook dan twitter. Hal tersebut dapat membawa dampak positif maupun dampak negatif, salah satunya yaitu tindakan cyberbullying yang sering terjadi di kalangan remaja yang berusia dibawah 17 tahun. Remaja yang menjadi korban cyberbullying akan memiliki sikap pasif dan defensif. Hal tersebut, menyebabkan korban cyberbullying tidak dapat melakukan regulasi emosi dengan baik. Untuk itu peneliti tertarik melihat hubungan antara sikap terhadap cyberbullying dengan regulasi emosi pada korban cyberbullying di facebook dan twitter. Subjek penelitian ini sebanyak 100 orang remaja yang berusia 13-16 tahun dan pernah mendapatkan pelakuan cyberbullying selama 6 bulan terakhir sekurang-kurangnya 3x di facebook dan twitter. Pengujian statistika yang digunakan ialah Korelasi Product Moment dengan hasil menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap cyberbullying dengan strategi regulasi emosi reappraisal pada korban cyberbullying di facebook dan twitter dengan nilai korelasi (r= 0.219, p= 0.029 < 0.05). Sementara itu tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap cyberbullying dengan strategi regulasi emosi supresi pada korban cyberbullying di facebook dan twitter dengan nilai korelasi (r=0.119, p=0.629 > 0.05).

Referensi

Alreck, P.L. & Settle, R.B. (2004). The Survey Research Handbook, Edisi Kedua. New York: McGraw-Hill.

Anastasi, A., & Urbins, S. (2007). Tes Psikologi (Edisi 7). Jakarta: PT. Indeks.

Anon. (2010). The Secret Online Lives of Teens, Mcaffee/Harris Interactive Survey. Diakses dari http://us.mcafee.com/enus/local/docs/lives_of_teens.pdf.

Astuti, P.R(2008). Meredam Bullying: 3 Cara Efektif Mengatasi Kekerasaan Pada Anak. Jakarta: Grasindo.

Azwar, S. (2007). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas, Edisi keempat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bailey. (1982). Methods of Social Research Edisi ke-2. New York: The Free Press.

Brenner, E., & Salovey, P. (1997). Emotion regulating during childhood developmental interpersonal, and individual consideration. Dalam P. Salovey & D. J. Skuffer (eds) Emotional developmental and emotional intelligence. New York: Basic Books Division of Harper Collins Publisher Inc.

Campfield, D. C. (2006). Cyberbullying and victimization: psychosocial characteristics of bullies, victims and bully/Victims (Disertasi). The Universitas of Montana, Montana.

Coon, D. (2005). Psychology: A journey (2nd ed.) USA: Thomson Wadsworth.

Dehue, Y., James, S.D., & Netter, S. (2010). Cyberbullying Youngster’s Experiences and Parrental Perception. CyberPsychology Behavior, 11, 217-223.

Dodey, J. J., Pyzalski, J., & Cross, D. (2009). Cyberbullying versus face to face bullying: A theoretical and conceptual review. Journal of Psychological, 217, (4), 182-188.

Ekowarni, E. (1993). Kenakalan remaja: Suatu Tinjauan Psikologi. Buletin Psikologi, 2: 24-27.

Fishbein, M dan Ajzen, I. (2005). Belief, Attitude, Intention and Behavior: An Introduction to Theory and Research. Addison-Wesley Publishing Company: Massachusetts.

Ginanti, A. R., Prawesti, A., Arsita, A., Hikmah, I., Anggritaningsih, I., Syahbani, L., Siahaan, M., Erika, N., Davina, R., Ardilla, S., Sumartini & Mulamawitri, T. (2014). Celebrate Your Wierdness. Jakarta: Ice Cube.

Greenberg, M. A., & Stone , A. A. (1992). Emotional disclosure about traumas and its relation to health: effect of previous disclosure and trauma severity. Journal of Personality and Social Psychology, 63(1), 75-84. Ericson, N. (2001). Addressing the problem of juvenile bullying. OJJDP Fact Sheet June 2001 #27. U.S. Department of Justice.

Gross, J. J. (1998). Antecedent- and response-focused emotion regulation: Divergent Consequences for experience, expression, and physiology. Journal of Personality and Social Psychology. 74 (1), 224 – 237.

Gross, J. J. (1999). Emotion regulation: Past, present, future. Cognition & Emotion. 13, 551 – 573.

Gross, J. J. (2002). Emotion regulation: Affective, cognitive, and social consequences. Psychophysiology. 39, 281 – 291.

Gross J. J., & John, O.P. (2003). Individual differences in two emotion regulation process: Implications for affect, relationships, and well-being. Journal of Personality and Social Psychology. 85 (2), 348 – 362.

Gross J. J. (Eds.), & Thompson, R. A. (2011). Handbook of emotion regulation. New York: Guilford Press.

Haryati (2014). Cyberbullying Sisi Lain Dampak Negatif Internet Mediakom Volume 11. Jakarta Pusat: Pusat Penelitian dan Pengembangan Aplikasi Informasi dan Komunikasi Publik.

Hinduja, S., Patchin, J. W.(2010). Bullying, Cyberbullying and Suicide. Taylor & Francis Online.

Indra, Reza. (2015). Aktivitas Cyber Bullying Paling Banyak di Twitter. https://www.dumetschool.com/Aktivitas-Cyber-Bullying-Paling-Banyak-di-Twitter.

John, O. P., & Gross, J. J. (2004). Healthy and unhealthy emotion regulation: Personality processes, individuall differences, and life span developmental. Journal of Personality. 72 (6).

Juvonen, Jana, Phd & Elisheva F. Gross, Phd (2008). Extending the School Grounds?—Bullying Experiences in Cyberspace. Journal of School Health, American School Health Association.

Krisnajati, Ginanjar. (2012). Akhlak terhadap Makhluk. Diakses dari https://www.scribd.com/doc/94501737/Akhlak-terhadap-Makhluk.

Kompasiana. (2013). Sisi positif dan negative jejaring social dalam era globalisasi. Diakses dari http://kompasianablog.blogspot.com/2013/10/sisi-positif-dan-negatifjejaring.html.

Kowalski, M; Limber S.P; Agatston, P.W.(2012). Cyberbullying: Bullying in the Digital Age. Second Edition. USA. Wiley Blackwell.

Krisniminarti, C.V.(2015). Hubungan Antara Dimensi Extraversion dan Oppeness To Experience Dalam Kepribadian Big Five dengan Kecenderungan Remaja Melakukan Cyberbullying. Skripsi Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta (tidak dipublikasikan).

Larson, J. Angry and Aggressive Students. Principal Leadership 8 (5): 12-15.

Mawardah, Mutia & Adiyanti, MG.(2014). Regulasi Emosi dan Kelompok Teman Sebaya Pelaku Cybetbullying. Jurnal Psikologi Vol. 41 No.1, 60-73.

Mahmud, Ali Abdul Halim. (1996). Karakteristik Umat Terbaik Telaah ManhajAkidah dan Harakah. Jakarta: Gema Insani Press.

Mendolia, M., & Kleck, R. (1993). Effect of talking about a stressful event on arousal: Does What we talk about make a difference. Journal of personality and social psychology, 64 (2), 283-292.

Nisfianoor, M. (2009). Pendidikan Statistik Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Notoatmodjo, Soekidjo.(2003). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Okezone. (2015). Korban Cyberbullying Bisa Berujung Bunuh Diri. Diakses dari www.skanaa.com/en/news/detil/korban-cyberbullying-bisa-berujung-bunuh-diri/okezone.

Patchin, Justin W. & Sameer Hinduja.(2012). Cyberbullying Prevention And Response: Expert Perspectives. New York: Routledge.

Parris, L et al (2011). “High School Students” Perceptions of Coping With Cyberbullying”. Youth & Society. 44 (2), 284-306.

Prihadi, Susetyo Dwi. (2014). Bukan Omong Kosong! Cyberbullying Berujung Bunuh Diri. Diakses dari m.detik.com/inet/read/2014/06/30/095417/26228/398/bukan-omong-kosong-ltingtcyberbullyingltigt-berujung-bunuh-diri.

Purwanto. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Rahayuningsih, S. U. (2008). Psikologi Umum II. Jakarta: Kawan Pustaka.

Ramadhani, Shodiq. (2013). Larangan Berbuat Zalim. Diakses dari http://www.suara-islam.com/read/tab/190/--Larangan-Berbuat-Zalim.

Ramadhani, N. (2007). Sikap dan Beberapa Pendekatan Dalam Memahaminya. Diakses dari http://sikap-dan-beberapa-pendekatan-dalam-memahaminya1.html.

Sa’adah, Miftahul Aula. (2016). Efektivitas Pelatihan Regulasi Emosi untuk Meningkatkan Sikap Anti Bullying Pada Siswa SMP. Tesis Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Salovey, P. & Sluyter, D. J. (1997). Emotional Development and Emotional Intelligence. New York: Basic Books.

Sari, Puspita. (2010). Coping Stress Pada Remaja Korban Bullying di Sekolah X. Jurnal Psikologi Volume 8 Nomor 2.

Sears, David O. (1985). Social Psychology. New Jersey: Prentice Hall.

Slonje, R & Smith, P.K. (2008). Cyberbullying: Another Main Type of Bullying?. Scandinavian Journal of Psychology.

Siergar, S. (2014). Statistika Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumu Aksara.

Soedjatmiko, N., Waldi, M., Anastasia & Wiguna, T.(2013). Gambaran Bullying dan Hubungannya dengan Masalah Emosi dan Perilaku pada Anak Sekolah Dasar. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Volume 15 Nomor 3.

Stroebe, M., Stroebe, W., Schut,H., Zech,E., & Bout, J.V. (2002). Does disclosure of emotions facilitate recovery from bereavement? Evidence form two prospective studies. Journal of consulting and clinical psychology, 70(1), 169-178.

Sugiyono. (2005). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung: Alfabeta.

Sunjoyo, Setiawan R, Carolina V., Magdalena N., & Kurniawan A. (2012). Aplikasi SPSS untuk SMART Riset (Program IBM SPSS 21.0). Bandung: Alfabeta.

Supriyanto, Bambang.(eds) (2013). Intimidasi Via Internet: Saat Cyberbullying ‘Kuasai’ Dunia Maya. Diakses dari http://koran.bisnis.com/read/20130220/251/137223/intimidasi-via-internet-saat-cyberbullying-kuasai-dunia-maya.

Susianto, H. (2000). Metode Pengukuran Skala Psikologi.

Willian, K.R & N.G. Guerra. (2007). Prevalence and Predictors of Internet Bullying. Journal of Adolescent Health 41(6): S14-21

Diterbitkan

2025-02-18