POTENSI PENGOBATAN KOMPLEMENTER-ALTERNATIF “TERAPI MUSIK” UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN MENTAL
Keywords:
terapi musik, pengobatan komplementer-alternatif, pengobatan terintegrasi, psikolog klinis, psikologi kesehatan, KesehatanAbstract
Pengobatan komplementer-alternatif (PKA) merupakan salah satu metode pengobatan selain pengobatan medis konvensional. Di Indonesia penyelenggaran PKA di layanan kesehatan telah diatur melalui peraturan menteri kesehatan sejak tahun 2007. Salah satu jenis PKA adalah terapi musik yang dapat digolongkan dalam mind-body interventions. Musik telah digunakan sebagai media terapi sejak zaman kuno yang terbukti dari adanya catatan-catatan sejarah peradaban kuno Mesir, Cina, India, Yunani, dan Roma. Sedangkan terapi musik di Amerika mulai berkembang pada masa Perang Dunia I dan Perang Dunia II di mana pada masa ini terapi musik digunakan sebagai media penyembuhan dan pemulihan kondisi fisik dan mental para tentara. Terapi musik didefinisikan sebagai sebuah terapi kesehatan yang menggunakan musik di mana tujuannya adalah untuk meningkatkan atau memperbaiki kondisi fisik, emosi, dan sosial individu dari berbagai kalangan usia. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa terapi musik terbukti efektif dalam membantu rehabilitasi gangguan fisik, peningkatan motivasi dalam menjalani perawatan, memberikan dorongan emosional untuk klien dan keluarga, mengekspresikan perasaan, dan dalam berbagai proses psikoterapi. Oleh karena itu terapi musik terus dikembangan dalam pusat layanan kesehatan, baik di rumah sakit, klinik, lembaga kesehatan, sekolah-sekolah, pusat kesehatan mental, pusat rehabilitasi ketergantungan obat, serta tempat-tempat perawatan lainnya. Terapi musik memiliki peranan yang besar di bidang kesehatan tetapi belum banyak yang meneliti dan mengekplorasi penggunaannya di Indonesia. Penulis telah melakukan studi pustaka dan dalam artikel ini akan dibahas berbagai efektivitas terapi musik dalam meningkatkan kesehatan mental yang berhasil dikumpulkan sehingga para profesional kesehatan diharapkan mau mengintegrasikannya dalam layanan yang diberikan.
References
American Music Therapy Association. (2007). Apa manfaat dari terapi musik? AMTA Australia.
American Music Therapy Association. (2014). Home: What is Music Therapy. diakses pada 5 Maret 2014, diunduh dari American Music Therapy Association Web site: http://www.musictherapy.org/
Bensimon, M., Amir, D., & Wolf, Y. (2008). Drumming through trauma: Music Therapy with post-traumatic soldiers. The Arts in Psychotherapy, 35, 34-48.
Clark, N.A., Will, M.A., Moravek, M.B., Xu, X., & Fisseha, S. (2013). Physician and patient use of and attitudes toward complementary and alternative medicine in the treatment of infertility. International Journal of Gynecology and Obstetrics, 122 , 253–257
Djohan. (2006). Terapi musik: Teori dan aplikasi. Yogyakarta: Galangpress.
Djohan. (2009). Psikologi Musik. Yogyakarta: Best Publisher.
Frass, M., Strassl, R. P., Friehs, H., Mullner, M., Kundi, M., & Kaye, A. D. (2012). Use and acceptance of complementary and alternative medicine among the general population and medical personnel: A systematic review. The Ochsner Journal, 12, 45-56.
Greene, A. M., Walsh, E. G., Sirois, F. M., & McCaffrey, A. (2009). Perceived benefits of complementary and alternative medicine: A whole systems research perspective. The Open Complementary Medicine Journal, 1, 35-45.
Kamaluddin, R. (2010). Pertimbangan dan alasan pasien hipertensi menjalani terapi alternatif komplementer bekam di kabupaten banyumas. Jurnal Keperawatan Soedirman,5 (2), 95-104.
KEMENKES RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Leach, M.J. (2013). Profile of the complementary and alternative medicine workforce across Australia, New Zealand, Canada, United States and United Kingdom. Complementary Therapies in Medicine, 21, 364—378.
Lerik, M.D.C & Prawitasari, J.E. (2005). Pengaruh Terapi Musik terhadap Depresi di Antara Mahasiswa. Sosiosains, 18 (2), 209-219.
Lu, S., Lo, C.K., Sung, H., Hsieh, T., Yu, S., & Chang S. (2013). Effects of group music intervention onpsychiatric symptoms and depression inpatient with schizophrenia. Complementary Therapies in Medicine, 21, 682—688.
Natalina, D. (2013). Terapi musik: Bidang keperawatan. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Oz, M., Arias, R., Oz, L., & Nio, K. (2011). Terapi komplementer: Pusat penyembuhan segala penyakit. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Retnowati, S. (2011). Psikolog puskesmas: Kebutuhan dan tantangan bagi profesi psikologi klinis Indonesia. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Romito, F., Lagattolla, F., Costanzo, C., Giotta, F., & Mattioli, V. (2013). Music therapy and emotional expression during chemotherapy. How dobreast cancer patients feel? European Journal of Integrative Medicine, 5, 438–442.
Samuels, N., Zisk-Rony, R.Y., Many, A., Ben-Shitrit-G., Erez, O., Mankuta, D., Rabinowitz, R., Lavie, O., Shuval, J.T., & Oberbaum, M. (2013). Use of and attitudes toward complementary and alternative medicine among obstetricians in Israel. International Journal of Gynecology and Obstetrics, 121, 132–136.
Sausser, S. & Waller, R.J. (2006). A model for music therapy with students with emotional and behavioral disorders. The Arts in Psychotherapy, 33, 1-10.
Semiun, Y. (2006a). Kesehatan Mental 1: Pandangan umum mengenai penyesuaian diri dan kesehatan mental serta teori-teori yang terkait. Yogyakarta: Kanisius.
Semiun, Y. (2006b). Kesehatan Mental 2: Gangguan kepribadian, reaksi-reaksi simtom khusus, gangguan penyesuaian diri, anak-anak luar biasa, dan gangguan mental yang berat. Yogyakarta: Kanisius.
Suhartini. (2008). Effectiveness of music therapy toward reducing patients anxiety. Media Ners, 2 (1), 1-6.
Shorofi, S.A. & Arbon, P. (2010). Nurses’ knowledge, attitudes, and professional use of complementary and alternative medicine (CAM): A survey at five metropolitan hospitals in Adelaide. Complementary Therapies in Clinical Practice, 16, 229-234.
Solanki, M. S., Zafar, M., & Rastogi, R. (2013). Music as a terapy: Role in Psychiatry. Asian Journal of Psychiatry, 6 , 193-199.
Tiran, D. (2009). Seri asuhan kebidanan: Mual dan muntah kehamilan. Jakarta: EGC.
Internet
Destriyana. (16 Agustus 2012). Merdeka.com: Sehat. diakses pada 14 Mei 2014, diunduh dari Merdeka Web site: http://www.merdeka.com/sehat/6-manfaat-musik-untuk-kesehatan-fisik-dan-mental.html
Music Therapy at Hospital University of Cleveland. (2005-2014a). About: History of Music Therapy. diakses pada 6 Maret 2014, diunduh dari Music Therapy at University Hospitals of Cleveland Web site: http://musicasmedicine.win-dns.com/about/history.cfm
WFMT. (2011). About WMFT. diakses pada 5 Maret 2014, diunduh dari World Federation Music Therapy Web site: http://www.musictherapyworld.net/WFMT/About_WFMT.html
WHO. (2013). Features: Fact files. diakses pada 14 Mei 2014, diunduh dari World Health Organization Web site: http://www.who.int/features/factfiles/mental_health/en/
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Ike Natalia, Andrian Liem

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.