MEDICAL PSYCHOLOGY: APA, MENGAPA DAN BAGAIMANA?

Authors

  • Aulia Iskandarsyah Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran

https://doi.org/10.33476/knpk.v1i2.5265

Abstract

Dewasa ini perananan ilmu psikologi dalam setting medis semakin menjadi pusat perhatian, sehingga banyak praktisi dan akademisi ilmu kedokteran melakukan penelitian dan pengembangan penerapan ilmu psikologi dalam berbagai aspek pelayanan, bahkan baru-baru ini muatan ilmu psikologi dalam kurikulum fakultas kedokteran pun semakin bertambah banyak. Di sisi lain, pengembangan ilmu psikologi di setting medis pun semakin berkembang, sehingga dikenal bidang kajian khusus yang disebut Medical Psychology (Psikologi Medis).
Jika mendengan istilah Medical Psychology, sebagian dari kita mungkin merasa baru mendengar, sedangkan sebagian lainnya merasa pernah mendengar atau mengetahuinya karena istilah tersebut secara sederhana menggabungkan kata yang sudah familiar yaitu Medical dan Psychology. Untuk mendapatkan pemahaman yang jelas dan menyeluruh, maka dalam tulisan ini penulis akan menguraikan mengenai Medical Psychology yang ditujukan untuk menjawab beberapa pertanyaan utama sebagai berikut: (1) Apa itu medical Psychology? (2) Mengapa penting ada psikologi di setting medis?, dan (3) Bagaimana medical psychology berguna untuk pengembangan keilmuan serta praktek psikologi dan kedokteran?. Selain menjawab ketiga pertanyaan utama tersebut, penulis juga akan menguraikan mengenai peranan ilmu psikologi pada setting medis di Indonesia saat ini dan juga akan membahas tentang langkah-langkah strategis yang bisa dilakukan untuk pengembangan psikologi medis di Indonesia.

References

Asken, M. J. (1979). Medical psychology: Toward definition, clarification, and organization. Professional Psychology, 10, 66-73.

Ayers, S., & de Visser, R. (2011). Psychology for Medicine. London: SAGE Publications Ltd.

Belar, C. D., & Deardorff, W. W. (2009). Clinical health psychology in medical settings: a practitioner's guidebook (2nd ed.). Washington, DC: American Psychological Association.

Claramita, M., Utarini, A., Soebono, H., Van Dalen, J., & Van der Vleuten, C. (2011). Doctor-patient communication in a Southeast Asian setting: the conflict between ideal and reality. Adv Health Sci Educ Theory Pract, 16(1), 69-80.

Irawan, C., Hukom, R., & Prayogo, N. (2008). Factors associated with bone metastasis in breast cancer: a preliminary study in an Indonesian population. Acta Med Indones, 40(4), 178-180.

Iskandarsyah, A. (2013). Non-Adherence in Indonesian Women with Breast Cancer and Its Determinants. Bandung: OASE Publishing House.

Iskandarsyah, A., de Klerk, C., Suardi, D. R., Soemitro, M. P., Sadarjoen, S. S., & Passchier, J. (2014). Psychosocial and cultural reasons for delay in seeking help and nonadherence to treatment in Indonesian women with breast cancer: a qualitative study. Health Psychol, 33(3), 214-221.

Rozensky, R. H., Sweet, J. J., & Tovian, S. M. (1997). Psychological Assessment in Medical Settings. New York: Plenum.

Sitaresmi, M. N., Mostert, S., Schook, R. M., Sutaryo, & Veerman, A. J. (2010). Treatment refusal and abandonment in childhood acute lymphoblastic leukemia in Indonesia: an analysis of causes and consequences. Psychooncology, 19(4), 361-367.

Sitorus, R. S., Moll, A. C., Suhardjono, S., Simangunsong, L. S., Riono, P., Imhof, S., et al. (2009). The effect of therapy refusal against medical advice in retinoblastoma patients in a setting where treatment delays are common. Ophthalmic Genet, 30(1), 31-36.

Downloads

Published

21-02-2025