MEWUJUDKAN INTERVENSI HOLISTIK DENGAN INTEGRASI PENGOBATAN KOMPLEMENTER-ALTERNATIF “AKUPUNTUR” KE DALAM LAYANAN KESEHATAN
Keywords:
psikologi kesehatan, pengobatan komplementer-alternatif, akupuntur, intervensi holistik, holisticAbstract
Pengobatan Komplementer-Alternatif (PKA) merupakan sebuah fenomena karena penggunaannya yang sudah meluas ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Salah satu jenis dari PKA adalah akupuntur yang berasal dari Cina, yaitu suatu model pengobatan dengan memanfaatkan chi atau bioenergi dari tubuh manusia yang memanipulasi organ-organ sasaran agar keadaannya seimbang, melalui penusukan atau penekanan pada titik-titik akupuntur di permukaan tubuh. Sejak tahun 1951, ilmu kedokteran Barat mulai melirik pengobatan yang dilakukan oleh negara Cina tersebut yang diwariskan sejak ribuan tahun lalu. Akhirnya sekitar pada tahun 1970-an menyebar perpaduan kedokteran Barat dan Timur yang dikenal dengan Medico Acupunture. Pelaksanaan akupuntur di Indonesia sendiri telah diatur secara khusus dalam Keputusan Menteri Kesehatan sejak tahun 2003. Berbagai penelitian medis telah menunjukkan manfaat PKA “akupuntur” bagi individu, baik secara fisik maupun psikologis. Mengingat efektivitasnya tersebut maka PKA “akupuntur” dapat diintegrasikan ke dalam layanan kesehatan untuk mewujudkan intervensi holistik. Intervensi holistik merupakan pelayanan yang melibatkan suatu jejaring sumberdaya dan pelayanan dukungan secara komprehensif dan luas untuk mengubah keadaan seseorang, kelompok orang atau masyarakat yang menuju pada perbaikan atau mencegah memburuknya suatu keadaan atau sebagai usaha preventif maupun kuratif. Artikel ini merupakan hasil studi pustaka yang membahas berbagai efektivitas PKA “akupuntur” sehingga dapat mendorong tenaga kesehatan untuk mengintegrasikannya ke dalam layanan kesehatan dan mewujudkan intervensi holistik.
Kata kunci: psikologi kesehatan, pengobatan komplementer-alternatif, akupuntur, intervensi holistik
References
Akmal, M., Indahaan, Z., Widhawati., & Sari, S. (2010). Ensiklopedi Kesehatan untuk Umum. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Barnes, P., & Bloom (2008). National Health Statistic Report. Diunduh pada 26 Februari 2014 dari Complementary and Alternative Medicine Use Among Adults and Children: United States, 2007.
Christianti, J., & Prasetyo, A.(2012). Tingkat Ketahanan Hidup Penderita Kanker Nasofaring pada Berbagai Modalitas Terapi Studi Kasus yang Menjalani Terapi Konvensional dan Pengobatan Komplementer Alternatif. Diunduh pada 10 Maret 2014 dari http://ejournal.undip.ac.id/index.php/mmi/article/view/4275/3896.
CHPSC. (2011). Modul: Pengobatan dan Perawatan Pasien HIV & AIDS. Panduan Pelatihan Klinis Bagi Tenaga Kesehatan di Puskesmas dalam Pengobatan dan Perawatan Orang yang Terinfeksi HIV. Yogyakarta: Center for Health Policy and Social Change.
Fang, L. (2005). A Cross-Sectional Study of Socio-Cultural and Health Determinants of Complementary and Alternative Medicine Use by Chinese Patients with Mental Health Needs in an Urban Primary Care Setting. United State: Columbia University.
Fogartya, S. Harris. D, Zaslawskic, C., McAincha, A.J., & Stojanovska, L. (2010). Acupuncture as an adjunct therapy in the treatment of eating disorders:A randomised cross-over pilot study. Complementary Therapies in Medicine, 18, 233—240.
Gemari. (2009). Gerbang Pengobatan Komplimenter Alternatif. Gemari, 107, 48-49.
Leach, M.J. (2013). Profile of the complementary and alternative medicine workforce across Australia, New Zealand, Canada, United States and United Kingdom. Complementary Therapies in Medicine, 21, 364—378.
Mantani, R. & Cimino, A. (2002). A Primer Of Complementary And Alternative Medicine And Its Relevance In The Treatment Of Mental Health Problems. Psychiatric Quarterly, 73 (4), 367-381.
Mehmed, Arias, Lisa, & Nio. (2003). Terapi Komplementer: Pusat Penyembuhan Segala Penyakit. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Seo, H., Baek, S., Kim, S.G., Kim, T., & Choi, S.M. (2013). Prevalence of complementary and alternative medicine use in a community-based population in South Korea: A systematic review. Complementary Therapies in Medicine, 21, 260—271.
Shorofi, S.A. & Arbon, P. (2010). Nurses’ knowledge, attitudes, and professional use of complementary and alternative medicine (CAM): A survey at five metropolitan hospitals in Adelaide. Complementary Therapies in Clinical Practice, 16, 229-234.
Thomson, P., Jones, J., Evans, J.M., & Leslie, S.J. (2012). Factors influencing the use of complementary and alternative medicine and whether patients inform their primary care physician. Complementary Therapies in Medicine, 20, 45—53.
Internet
Candra, A. (2012). 12 Cara Atasi Sakit Kepala. Diunduh pada 27 Februari 2014 dari http://health.kompas.com/read/2012/12/13/12361066/12.Cara.Atasi.Sakit.Kepala.Tanpa.Obat.
Dewi, K. (2012). Peranan pengobatan dengan akupuntur pada diabetes mellitus dalam era globalisasi. Diunduh pada 4 Februari 2014 dari http://repository.maranatha.edu/3371/1/Peranan%20Pengobatan%20dengan%20Akupunktur%20pada%20Diabetes%20Mellitus%20dalam%20Era%20Globalisasi.pdf.
Firdayanti. (2009). Terapi Nyeri Persalinan Non Farmakologis. Diunduh pada 27 Februari 2014 dari http://www.uin-alauddin.ac.id/download-2.%Firdayanti.pdf.
Mikail, B. (2011). Akupuntur Dapat Mengatasi 5 Penyakit ini. Diunduh pada 19 Februari 2014, dari http://helath.kompas.com/read/2011/12/07/14131366/Akupuntur.Dapat.Mengatasi.5.Penyakit.ini
Nurudhin, A. (2002). Akupuntur, Pengobatan Pinggiran Jadi Ilmiah. Diunduh pada 27 Februar 2014 dari http://www.suaramerdeka.com/harian/0209/21/ragam1.htm.
Puspaningrum. (2010). Tinjauan Autisme dan pusat terapi anak autis. Diunduh pada 25 Februari 2014 dari http://e-journal.uajy.ac.id/3342/3/2TA12506.pdf.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Lisa Pratama, Andrian Liem

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.