PENINGKATAN KESEHATAN MENTAL MASYARAKAT MELALUI PENGOBATAN KOMPLEMENTER-ALTERNATIF “HERBAL” KE DALAM INTEGRASI LAYANAN KESEHATAN

Authors

  • Devi Novita Sheldena Fakultas Psikologi, Universitas Ciputra
  • Andrian Liem Fakultas Psikologi, Universitas Ciputra

https://doi.org/10.33476/knpk.v1i2.5370

Keywords:

pengobatan herbal, psikolog klinis, psikologi Kesehatan, pengobatan komplementer-alternatif, pengobatan terintegrasi

Abstract

Pengobatan Komplementer-Alternatif (PKA) terus berkembang dan menjadi salah satu pilihan pengobatan bagi masyarakat, baik secara global maupun di Indonesia khususnya. PKA memiliki berbagai macam jenis, salah satunya adalah herbal yang termasuk dalam biologically based therapies. Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI di tahun 2013 menunjukkan sebanyak 30,4% masyarakat Indonesia menggunakan PKA dengan hampir sebagian besar memilih metode herbal. Salah satu contoh dari fenomena tersebut dapat dilihat dari meningkatnya jumlah pengunjung Poli Obat Tradisional Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo. Pada tahun 2008 tercatat sebanyak 1.294 pengunjung dan meningkat menjadi 2.439 pengunjung di tahun 2009. Melihat pesatnya peningkatan jumlah peminat layanan pengobatan herbal, Menteri Kesehatan RI membuat keputusan yang mengatur tentang standar pelayanan medik herbal di Indonesia pada tahun 2008. Pada tahun 2011 salah satu program unggulan Departemen Kesehatan juga terkait dengan pemanfaatan obat herbal, yaitu menetapkan obat herbal atau jamu masuk ke dalam pelayanan kesehatan primer. Penulis telah melakukan tinjauan pustaka dan akan membahas efektivitas PKA “herbal” dalam meningkatkan derajat kesehatan mental masyarakat melalui artikel ini. Diharapkan setelah membaca paparan tersebut para profesional kesehatan mau mengintegrasikan PKA “herbal” ke dalam layanan kesehatan yang mereka sediakan khususnya untuk meningkatkan kesehatan mental masyarakat.

References

Barnett, J. E., & Shale, A. J. (2012). The Integration of Complementary and Alternative Medicine (CAM) Into the Parctice of Psychology: A Vision for the Future. Professional Psychology: Research and Practice, 43 (6) , 576-585.

Ben-arye, E. & Visser, A. (2012). The role of health care communication in the development of complementary and integrative medicine. Patient Education and Counseling, 89, 363–367.

Caracci, G. (2006). Urban Mental Health: An International Survey. International Journal of Mental Health, 35 (1), 39-45.

Daldiyono. (2006). Bagaimana Dokter Berpikir dan Bekerja. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Dalimartha, S. (2008). 1001 Resep Obat Herbal. Jakarta: Penebar Swadaya.

Daulay, N. M. (2010). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Masyarakat Memilih Pengobatan Alternatif Akupuntur di Kota Medan (Skripsi, tidak diterbitkan). Medan: Universitas Sumatera Utara.

Farooqui, M., Hassali, M., Shatar, A., Shafie, A., Seang, T., & Farooqui, M. (2012). Complementary Therapies in Clinical Practice. In Complementary and Alternative Medicine (CAM) use by Malaysian oncology patients, 18, 114-120.

Greene, A. M., Walsh, E. G., Sirois, F. M., & McCaffrey, A. (2009). Perceived Benefits of Complementary and Alternative Medicine: A Whole Systems Research Perspective. In The Open Complementary Medicine Journal, 1, 35-45.

Halo Internis. (2011). Herbal Beserta Khasiat dan Beberapa Penelitian yang Telah dilakukan. Halo Internis, 18, hal. 7.

Halo Internis. (2011). Obat herbal: Dari testimoni ke ilmiah. Halo Internis, 18, hal. 3.

Halo Internis. (2011). Perlakuan Obat Herbal Seperti Obat Konvensional. Halo Internis, 18, hal. 4

Halo Internis. (2011). Saintifikasi Jamu: Bukan Uji Klinik Terstandar. Halo Internis, 18, hal. 4.

Halo Internis. (2011). Sorot Utama. Halo Internis, 18, hal. 6.

Holroyd, E., Zhang, A., Suen, L., & Xue, C. (2008). Beliefts and attitudes towards complementary medicine among registered in Hongkong. International Journal of Nursing Studies, 45, 1660-1666.

Isfandyarie, A. (2006). Tanggung Jawab Hukum dan Sanksi bagi Dokter. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Ivancevich, J., Konopaske, R., & Matteston, M. T. (2006). Perilaku dan Manajemen Organisasi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Jauhari, A.H., Utami, M.S., Padmawati, R.S. (2008). Motivation and Trust of Patients in Seeking Medication to Sinshe. Berita Kedokteran Masyarakat, 24 (1), 1-7.

Jong, M.C., Hofstede, A.M., Schats, W., Meijer, J.E.M., Koolen, R., & Rosentiel, I.A. (2011). Attitudes towards integrative medicine among healthcare professionals in the Netherlands. European Journal of Integrative Medicine, 3, e209–e217.

KEMENKES RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Koc, Z., Topatan, S., & Saglam, Z. (2012). European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology. In Ue of and attitudes toward complementary and alternative medicine among midwives in Turkey, 160, 131-136.

Leach, M. (2013). Complementary Therapies of Medicine. In Profile of the complementary and alternative medicine workforce across Australia, New Zealand, Cananda, United States and United Kingdom, 21, 364-378.

Lembaga Pemerintah Non Kementerian. (2010, Maret 22). Bioteknologi dan Farmasi. Diunduh pada 31 Januari 31 2014 dari BPPT: http://www.bppt.go.id/index.php/lpnk/56-bioteknologi-dan-farmasi/392-keberpihakan-pada-obat-herbal.

Mantani, R. & Cimino, A. (2002). A PRIMER OF COMPLEMENTARY AND ALTERNATIVE MEDICINE AND ITS RELEVANCE IN THE TREATMENT OF MENTAL HEALTH PROBLEMS. Psychiatric Quarterly, 73 (4), 367-381.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1109/Menkes/Per/IX/2007/tentang Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer-Alternatif di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 121/MENKES/SK/II/2008.

Nurwening, W. (2012). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terhadap Pemanfaatan Poli Obat Tradisional Indonesia Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya. Diunduh pada 15 Maret 2014 dari lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20314373-T%2031203-Analisis%faktor-full%20text.pdf

Purwaningsih, E.H. (2013). Jamu, Obat Tradisional Asli Indonesia: Pasang Surut Pemanfaatannya di Indonesia. eJKI, 1 (2), 85-89.

Retnowati, S. (2011). Psikolog puskesmas: Kebutuhan dan tantangan bagi profesi psikologi klinis Indonesia. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Semiun, Y. (2006). Kesehatan mental: pandangan umum mengenai penyesuaian diri dan kesehatan mental serta teori-teori yang terkait. Yogyakarta: Kanisius.

Sukandar, E. Y. (2006). Trend dan Paradigma Dunia Farmasi. Diunduh pada 07 Maret 2014 dari itb.ac.id/focus/focus_file/orasi-ilmiah-dies-45.pdf.

Templeman, K. & Robinson, A. (2011). Integrative medicine models in contemporary primary health care. Complementary Therapies in Medicine, 19, 84—92.

WHO. (2005). Mental health: facing the challenges, building solutions. Report from the WHO European Ministerial Conference. Copenhagen: WHO Regional Office for Europe.

Yuliarti, N. (2009). Sehat, Cantik, Bugar dengan Herbal dan Obat Tradisional. Yogyakarta: ANDI.

Downloads

Published

07-03-2025