STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SUBJECTIVE WELLBEING PADA REMAJA PENDERITA THALASEMIA MAYOR DI YAYASAN POPTI BANDUNG
Keywords:
Remaja, Thalasemia Mayor, Subjective WellbeingAbstract
Thalasemia Mayor merupakan sindroma kelainan darah yang paling sering terjadi, kelainan darah ini diturunkan orang tua pada anak-anaknya dan memerlukan pengobatan seumur hidupnya. Dari data yang ditemukan penderita Thalasemia Mayor yang berada dan berobat di Yayasan POPTI Bandung sebagian besar adalah remaja. Pada usia remaja ini, tugas perkembangan yang dijalani menjadi lebih sulit, karena adanya keterbatasan kondisi fisiknya. Penderita mengalami penyakit kronis, tidak jarang mengalami perlakuan yang negatif dari lingkungannya. Penelitian ini berdasarkan pada fenomena di Yayasan POPTI Bandung, yang menunjukkan terdapat evaluasi perasaan yang berbeda yang dipersepsi oleh para remaja penderita Thalasemia Mayor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jumlah subyek 30 orang remaja yang berada di Yayasan POPTI Bandung. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur subjective well-being yang dimodifikasi dan dikembangkan dari alat ukur Satisfaction With Life (SWLS) dan Scale of Positive and Negative Experience (SPANE) dari Diener. Alat ukur adaptasi tersebut memiliki item alat ukur yang valid dan memiliki reliabilitas 0,798. Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan analisis deskriptif dengan metode statistik persentase diperoleh data yang menunjukkan bahwa gambaran subjective well-being pada remaja penderita Thalasemia Mayor yang bernaung di Yayasan POPTI Bandung ada yang tinggi dan ada yang rendah, dengan persentase 36,6 % (11 orang) remaja memiliki subjective well-being tinggi dan 63,4 % (19 orang) remaja memiliki subjective well-being rendah. Dari penelitian didapat bahwa faktor kesehatan, keluarga, pengendalian diri, sifat terbuka, hubungan sosial yang positif, merupakan faktor yang memberi kontribusi dalam meningkatkan subjective well-being pada remaja penderita Thalasemia Mayor.
References
Arikunto, Suharsimi. (2002). Manajemen penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Frisch, Michael B. (2006). Quality of life therapy : Applying a life satisfaction approach to positive psychology and cognitive therapy. Canada: Wiley.
Hurlock, Elizabeth B. (1996). Psikologi perkembangan : Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Mulyani, Sri Surtini, (2012). Studi deskriptif mengenai kualitas hidup pada remaja thalasemia mayor di rumah sakit hasan sadikin bandung. Skripsi (tidak diterbitkan). Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung.
Noor, Hasanuddin, Drs.,MSc, (2009). Psikometri – Aplikasi Dalam Penyusunan Instrumen Pengukuran Perilaku. Bandung: Fakultas Psikologi UNISBA.
Papalia, Diane., Ruth Feldman.(2001). Menyelami perkembangan manusia, edisi 12 buku 1. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.
Prabowo, M.Psi, Adhyatman & yuniardi, M.Psi, Salis M. (2011). Pengaruh group positive psychotherapy terhadap psychological well-being mahasiswa. Jurnal Penelitian. Malang: Fakultas Psikologi Muhammadyah.
Santrock, John C.(1996). Adolesence edisi keenam. Jakarta: Erlangga.
Sarafino, Edward P. (2007). Health pscyhology, sixth edition. Amerika: Wiley.
Ula, Ida Hidayatul, (2013). Studi deskriptif subjective wellbeing pada lansia penghuni Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Pertiwi Bandung. Skripsi (tidak diterbitkan). Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Bandung.
Weatherall, DJ & Clegg, J.B.(2001). The Thalasemia Syndromes fourth edition. Autralia: Blackwell Science.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Endah Nawangsih

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.