Studi Kasus mengenai Forgiveness pada Wanita dengan HIV/AIDS yang Terinfeksi melalui Suaminya
Keywords:
forgivenessAbstract
HIV (Human Immunodeficiency Virus) berbeda dengan AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrome). AIDS muncul setelah virus (HIV) menyerang sistem kekebalan tubuh individu selama hingga sepuluh tahun atau bahkan lebih. Penularan HIV terbanyak adalah melalui hubungan seksual ataupun menggunakan jarum suntik yang bekas pakai orang lain, dan yang mengandung darah yang terinfeksi HIV. Oleh karenanya seorang istri dapat menjadi ODHA jika suaminya sering berganti-ganti pasangan seksual, atau seorang pecandu narkoba. Kondisi ini membuat istri menderita karena ketidakadilan dan luka yang mendalam dari suaminya. Orang yang harusnya melindunginya dalam rumah tangga justru mencelakainya karena perbuatannya yang tidak “lurus”. Perasaan ini dapat menimbulkan kemarahan, ketakutan, dan kebencian. Ketika keadilan tidak segera ditegakkan, korban dapat cenderung menjadi unforgiving (tidak mengampuni) yang dapat dimanifestasikan dalam bentuk dendam. Namun menurut Witvliet, Ludwig, & Vander Laan (2001, dalam Worthington, 2005). Unforgiveness merupakan suatu hal yang stressful dan membuat individu merasakan suatu permusuhan terhadap pelaku kesalahan. Individu yang sering menunjukkan sikap tidak mengampuni dapat mengalami gangguan-gangguan kardiovaskular atau sistem imun (kekebalan tubuh). Selain itu menurut Toussaint, Williams, Musick, dan Everson (2001 dalam Worthington, 2005) kesehatan fisik dapat terpengaruh secara negatif jika individu terus-menerus menerapkan sikap unforgiving, dan terpengaruh secara positif jika individu mempraktekkan forgiveness.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka peneliti bermaksud akan melakukan analisis mengenai kaitan forgiveness dengan tingkat kesehatan ODHA, khususnya pada istri yang terinfeksi HIV/AIDS dari suaminya. Pengambilan data dilakukan oleh Y. Wijayanti pada 2 orang subjek, dengan metode wawancara dan observasi. Selanjutkan dilakukan analisis tentang fase-fase forgiveness serta tingkat kesehatan dari kedua subjek.
References
Enright, Robert D. 1996. Counseling Within The Forgiveness Triad: On Forgiving, Receiving Forgiveness, and Self-Forgiveness. Counseling and Values Vol. 40 Issue 2.
Enright, Robert D. North, Joanna. 1998. Exploring Forgiveness. The University of Wisconsin Press. Wisconsin.
Enright, Robert D. 2001. Forgiveness is a Choice: A Step-by-Step Process for Resolving Anger and Restoring Hope. American Psychological Association. Washington DC.
Enright, Robert D. 2009. Forgiveness: The Missing Piece to the Peace Puzzle. Department of Educational Psychology. University of Wisconsin-Madison.
Kerlinger, Fred N. Lee, Howard B. 2000. Foundations of Behavioral Research: 4th Edition. Hartcourt College Publishers. Orlando.
Poerwandari, Kristi E., Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi.
Ransley, Cynthia & Spy, Terri. 2004. Forgiveness and the healing process : A central therapheutic concern. Taylor & Francis e-Library. New York
Worthington, Everett L. Jr. 2005. Handbook of Forgiveness. Routledge Taylor & Francis Group. New York.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Missiliana Riasnugrahani, Y. Wijayanti

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.