Menjalin Hubungan Industrial Guna Menuju Ke Arah Kualitas Kehidupan Kerja (Quality Of Work Life)
Keywords:
hubungan industrial, kualitas kehidupan kerja, tatap mukaAbstract
Sesuai dengan UU 13/2003 tentang Ketenagakerjaan, Hubungan Industrial sebagai suatu system hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh dan pemerintah yang didasarkan pada nilai Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Ketiga belah pihak mempunyai tujuan yang sama yaitu menyejahterakan kehidupan pekerja atau buruh. Sedangkan Luthan, (1995). Kualitas kehidupa kerja kehidupan kerja berfokus pada pentingnya penghargaan kepada sumberdaya manusia di lingkungan kerja. Kualitas kehidupan kerja (Quality of Work life) dapat memberikan arahan dan motivasi karyawan untuk meningkatkan prestasi kerjanya, hal sesuai pendapat Luthans (1995), Randall & Vandra (1981) yang menyatakan bahwa Quality of Work life adalah salah satu tujuan penting untuk pemenuhan kebutuhan dasar karyawan. Perusahaan “P”, adalah perusahaan alas kaki berdasarkan order, dam ,menyadari bahwa Kehidupan Pekerja adalah menjadi prioritas utamanya, untuk itu banyak hal yang dilakukan untuk mebenahi hubungan antara pekerja dan juga Serikat Pekerja dengan Pengusaha. Assumsinya adalah apabila kualitas kehidupan kerja ditingkatkan maka, pekerja akan merasa “senang” dan akan berakibat langsung pada kualitas produk. Kurun waktu 2001-2003, Perusahaan mendapatkan order yang cukup besar, oleh karena iru pada kurun waktu itu perusahaan melakukan pembenahan baik secara fisik dan oprasarana serta pembenahan hubungandengan pekerja dengan melakukan serangkaian tatap muka.
References
Cascio, Wayne F (2003), Managing human resources, 6 edition, New York, McGraw-Hill . Irwin, .
Cohen, Adam B & Harold G. Koenig (2004), Religion and mental health, Encyclopedia . of applied psychology, volume 3, Elsiever Inc
Dipodjoyo, Gede Umbaran (2005) Materi kuliah msdm, untuk kalangan sendiri, Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia YAI Jakarta
Djokosantoso Moeljono (2003), Beyond leadership, Jakarta. PT Elex Media Komputindo –. Gramedia .
Luthan, Fred (1999), Organization behavior, New York,McGraw-Hill Inc,
Purbadi Hardjoprajitno (2001), Kebebasan berserikat dan implikasinya, Jakarta, Purbadi Publisher, .
Rahmah, Hayuni, Urai Hattakit & Sopen Chunuan (2008), Religousity and Health status in Middle Aged Male Muslim in Indonesia, Thai J Nurs Res July-September 2008
Rethinam, Guna Seelan & Maeunah Ismail (2008), Constructs of Quality of Work Life : . A .prespective of Information and Technology Professionals, European journal . of . social sciences, volume 7, No. 1 (2009)
Robinson, John P, Philip R, Shaver & Lawrence s. Wrighsman (1991), Measures of . personality and social psychological attitudes, Academic Press Inc, San . Diego
Saraji, G. Nasl dan Dargahi, H (2006), Study of Quality of Work Life (QWL), Iranian . J. . Publ. Health, Vol 35 No.4, 2006
Schermerhorn, John R., Hunt, James G., and Osborn, Richard. (1994).Managing
organizational behavior. 5th ed. Canada: John Wiley & Sons, Inc.
Shauhnessy, John J, Eugene B Zeichmeister & Jeanne S. Zechmeister (2007), Metodologi . penelitian psikolgi (terjemahan), Yogyakarta, Pustaka Pelajar
Tim Asistensi Menteri Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2003), Implementasi . hubungan industrial pada industri rokok, tidak diterbitkan, Departemen Tenaga . Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia, Jakarta
Undang-undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh
Undang-undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Undang-undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Hubungan Industrial
Yunus Shamad (1995) , Hubungan Industrial di Indonesia, PT Bina Sumberdaya Indonesia, Jakarta
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Gede Umbaran Dipodjoyo

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.