Hubungan Dukungan Sosial, Religiusitas dan Stress pada Suami dan Istri Pasien Terapi Hemodialisa
Keywords:
suami, istri, pasien terapi hemodialisa, dukungan sosial, dukungan emosional, religiusitas, derajat stresAbstract
Hemodialisa adalah suatu cara untuk memisahkan darah dari sampah metabolisme dan racun tubuh bila ginjal sudah tak berfungsi sehingga digunakan ginjal buatan yang berbentuk mesin hemodialisis. Terapi yang harus rutin pada pasien gagal ginjal mengakibatkan dampak psikologis yang tidak hanya dialami oleh pasien terapi hemodialisa sendiri, tetapi juga dialami oleh keluarga terutama isteri atau suami pasien. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang hubungan antara dukungan sosial dan religiusitas dengan derajat stres yang dialami suami atau isteri dari pasien gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisa. Untuk mengetahui lebih mendalam tentang hubungan dukungan sosial dengan derajat stress dilakukan analisis hubungan stres dengan bentuk-bentuk dukungan sosial yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasi dan dukungan jaringan sosial. Subjek penelitian adalah 19 orang isteri dan 9 orang suami dari pasien gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisa di Rumah Sakit Al Islam Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara suami dan isteri pasangan pasien dalam memaknakan hubungan dukungan sosial dengan derajat stress dalam menemani pasangan menjalani terapi hemodialisa. Hubungan dukungan sosial dengan stress pada suami pasien terapi hemodialisa menunjukkan hubungan yang sangat lemah, yaitu sebesar -0.175. Sementara hubungan dukungan sosial dengan derajat stress pada isteri pasien hemodialisa menunjukkan korelasi yang cukup kuat yaitu -0.527. Meskipun secara umum hubungan dukungan sosial dengan stress suami pasien terapi hemodialisa tergolong sangat lemah, namun analisis hubungan stress dengan bentuk-bentuk dukungan sosial menunjukkan bahwa pada suami, hubungan stress dengan dukungan emosional memiliki hubungan yang tergolong cukup kuat yaitu sebesar -0.453. Sementara pada isteri pasien, hubungan stress dengan bentuk-bentuk dukungan sosial menunjukkan hubungan yang paling kuat pada hubungan stress dengan dukungan emosional yaitu -0.583 dan dukungan informasi -0.507. Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan yang cukup kuat antara religiusitas dengan stress pasangan pasien hemodialisa, yaitu pada suami sebesar -0,754 dan pada isteri sebesar-0.532 yang artinya semakin tinggi religiusitas pasangan pasien, maka semakin rendah stress yang dialaminya. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada suami maupun isteri pasien terapi hemodialisa, religiusitas dan dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional ketika pasangan harus menjalani terapi hemodialisa memiliki peranan dalam menentukan stres pasangan pasien tersebut.
References
Ancok,D.(1994).Psikologi Islam.Yogyakarta.Pustaka Pelajar
Ancok, D., Suroso, F.N. (1995) Psikologi Islam:Solusi Islam Atas Problem-Problem Psikologi.Yogyakarta :Pustaka Pelajar
Anshari, E.S.(1987). Ilmu, Filsafat, dan Agama.Surabaya: PT Bina Ilmu
Arifin, HM. (1995). Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar.
Azizie, Hikayah, N. F.(2008) Variabel-variabel yang mempengaruhi Pembayaran Zakat Oleh Para Muzakki. Yogyakarta
Bishop, G. D. 1997. Health Psychology: Integrating Mind and Body. Boston: Allyn & Bacon
Blackburn, Ronald. (1993). The Psychology of Criminal Conduct: Therapy, Research, and Practice.
Cox,Tom.(1978). Stres. London:Mac Milan Press,Ltd.
Daradjat, Zakiah. (1989). Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental. Jakarta.
Gazalba, S. (1985). Asas Agama Islam.
Gottlieb, B. H. 1983. Social Support Strategies, Guidelines for Mental Health Practice. London : Sage Publications.
Hudak & Gallo (1996) Perawatan Kritis, Edisi VI, Jakarta : EGC
Indrawati, S.W dkk (2010). Studi tentang Religiusitas, Derajat Stres dan Strategi Penanggulang stres (coping stres) pada pasangan hidup pasien gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisa .Penlitian Hibah UPI. Bandung
Jawas, Y. (1996) Prinsip Dasar Islam. Bogor:Pustaka At-Taqwa
Lazarus, R.S. (1976, 1991). Patterns of Adjustment, Third Edition. Singapure: Mc Grow Hill International Book.
Lazarus, R.S., & Folkman, S. (1984). Stres Apraissal and Coping. New York: Spinger Publishing Company.
Paloutzian, F.R (1996). Invitation to the Psychology of Religion (2nd edition).USA:Allyan & Bacon.
Price, Sylvia & Wilson, M. Lorraine. 1995. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta: EGC.
Sarafino, E.P. 1998. Health Psychology : Biopsychososial Interaction Third Edition. New York: John Wiley & Sons Inc.
Sarason, B. R. Et al., 1987. Interrelations of Social Support Measures :Theoritical and Practical Implications. Journal of Personality and SocialPsychology. 52. h. 813-832Sarason, I. G. et al., 1983. Assessing Social Support: The Social SupportQuestionnaire. Journal of Personality and Social Psychology. Vol 44 No.1. h. 127-139
Smet, Bart. 1999. Psikologi Kesehatan. Jakarta : Grasindo
Sugiyono. 2005. Statistik untuk Penelitian. Bandung: IKAPI
Sari, Meutia. (2009). Catatan Cinta Istri: Kisah Nyata Perjuangan Seorang Istri Mendampingi Suami Gagal Ginjal dan Cangkok Ginjal. Jakarta : Lingkar Pena Publishing House
Sudrajat, Aisyah M.(2010).Hubungan antara Religiusitas Agama Islam dengan Kenakalan Remaja Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Administrasi. Bandung:Alfabeta
Sukandar, E. (2006) Nefrologi Klinik, Edisi III, Bandung : Pusat Informasi Ilmiah Bagian Ilmu
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Sri Maslihah

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.