Pengaruh Pemberian Beras Porang (Amorphophallus Oncophyllus) Terhadap Kadar Glukosa Darah dan Lingkar Pinggang pada Penderita Sindrom Metabolik di Universitas Yarsi Serta Tinjauannya dalam Islam.

Penulis

  • Legita Suci Luthfia -
  • Fatimah Eliana Universitas YARSI
  • Nur Asiah Universitas YARSI
  • Muhammad Arsyad Universitas YARSI

https://doi.org/10.33476/jmj.v3i4.4913

Abstrak

Latar Belakang: Sindrom Metabolik secara umum didefinisikan memenuhi tiga dari lima kriteria yang mencakup obesitas, hipertrigliserida, kadar kolesterol HDL (High-Density Lipoprotein) rendah, hipertensi dan hiperglikemia. Penderita sindrom metabolic membutuhkan sumber makanan dengan indeks glikemik rendah, seperti beras porang yang mengandung glukomanan 65%. Dalam Islam, menjaga kesehatan merupakan ibadah dan bagian dari tanggung jawab kepada Allah SWT. Metode: Studi eksperimental pada penderita sindrom metabolik di Universitas YARSI. Kadar glukosa darah dan lingkar pinggang diukur sebelum dan setelah konsumsi beras porang selama 28 hari. Hasil: Median kadar glukosa darah puasa sebelum intervensi adalah 98 mg/dl (SD 36,12) dan setelah intervensi 96 mg/dl (SD 29,14) dengan (p = 0,127). Glukosa darah 2 jam setelah makan menurun dari 127,04 ± 41,44 mg/dL menjadi 121,88 ± 41,91 mg/dL (p = 0,348). Lingkar pinggang menurun secara signifikan dari 99,85 ± 8,13 cm menjadi 95,43 ± 6,80 cm (p < 0,05). Tidak ditemukan hubungan signifikan antara kadar glukosa darah dan lingkar pinggang (p > 0,05). Kesimpulan: Pemberian beras porang selama 28 hari menurunkan rata-rata GDP sebesar 5 mg/dL dan GDPP sebesar 6 mg/dL tanpa signifikansi statistik. Penurunan lingkar pinggang rata-rata 4 cm signifikan secara statistik, menunjukkan efektivitas beras porang dalam mengurangi lemak visceral. Konsumsi beras porang sesuai prinsip halal, thayyib, dan moderasi dalam Islam.

Diterbitkan

2025-07-28

Terbitan

Bagian

Articles