Pengaruh Pemberian Beras Porang (Amorphophallus Oncophyllus) Terhadap Kadar Glukosa Darah dan Lingkar Pinggang pada Penderita Sindrom Metabolik di Universitas Yarsi Serta Tinjauannya dalam Islam.
Abstrak
Latar Belakang: Sindrom Metabolik secara umum didefinisikan memenuhi tiga dari lima kriteria yang mencakup obesitas, hipertrigliserida, kadar kolesterol HDL (High-Density Lipoprotein) rendah, hipertensi dan hiperglikemia. Penderita sindrom metabolic membutuhkan sumber makanan dengan indeks glikemik rendah, seperti beras porang yang mengandung glukomanan 65%. Dalam Islam, menjaga kesehatan merupakan ibadah dan bagian dari tanggung jawab kepada Allah SWT. Metode: Studi eksperimental pada penderita sindrom metabolik di Universitas YARSI. Kadar glukosa darah dan lingkar pinggang diukur sebelum dan setelah konsumsi beras porang selama 28 hari. Hasil: Median kadar glukosa darah puasa sebelum intervensi adalah 98 mg/dl (SD 36,12) dan setelah intervensi 96 mg/dl (SD 29,14) dengan (p = 0,127). Glukosa darah 2 jam setelah makan menurun dari 127,04 ± 41,44 mg/dL menjadi 121,88 ± 41,91 mg/dL (p = 0,348). Lingkar pinggang menurun secara signifikan dari 99,85 ± 8,13 cm menjadi 95,43 ± 6,80 cm (p < 0,05). Tidak ditemukan hubungan signifikan antara kadar glukosa darah dan lingkar pinggang (p > 0,05). Kesimpulan: Pemberian beras porang selama 28 hari menurunkan rata-rata GDP sebesar 5 mg/dL dan GDPP sebesar 6 mg/dL tanpa signifikansi statistik. Penurunan lingkar pinggang rata-rata 4 cm signifikan secara statistik, menunjukkan efektivitas beras porang dalam mengurangi lemak visceral. Konsumsi beras porang sesuai prinsip halal, thayyib, dan moderasi dalam Islam.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Legita Suci Luthfia, Fatimah Eliana, Nur Asiah, Muhammad Arsyad

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.