Gambaran Perbandingan Paparan Air Conditioner Terhadap Gejala Rhinitis Alergi Pada Ruang Skill Lab Dibandigkan Dengan Ruang Kelas Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Angkatan 2022

Penulis

  • Cathlya Hayati Marison Universitas YARSI
  • Arroyan Wardhana Universitas YARSI
  • Hastuti Rahmi Universitas YARSI
  • Muhammad Arsyad Universitas YARSI

https://doi.org/10.33476/jmj.v3i4.4803

Abstrak

Rhinitis alergi adalah inflamasi mukosa hidung akibat reaksi terhadap alergen, dengan gejala seperti hidung tersumbat, hidung berair, dan hidung gatal. Penggunaan air conditioner (AC) dapat memengaruhi kualitas udara dalam ruangan dan memicu gejala ini. Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan gejala rhinitis alergi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI angkatan 2022 yang terpapar AC di ruang skill lab dan ruang kelas. Penelitian dilakukan menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sebanyak 73 mahasiswa, dipilih melalui simple random sampling, menjadi responden dengan kriteria inklusi kesediaan mengisi kuesioner dan memiliki gejala rhinitis akibat paparan AC. Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon, setelah uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan data tidak berdistribusi normal. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan frekuensi gejala rhinitis, seperti hidung tersumbat, hidung berair, dan hidung gatal, di ruang skill lab dan ruang kelas. Namun, hasil uji Wilcoxon menunjukkan perbedaan tersebut tidak signifikan secara statistik (p = 0,811). Sebagian besar responden mengalami gejala dalam waktu kurang dari 30 menit setelah memasuki ruangan ber-AC. Selain itu, mayoritas responden (70,8%) tidak memiliki alergi terhadap udara dingin, mengindikasikan faktor lain seperti durasi paparan dan kualitas udara mungkin turut memengaruhi gejala. Penelitian ini menyimpulkan bahwa paparan AC di kedua ruang tidak secara signifikan memengaruhi perbedaan gejala rhinitis alergi pada mahasiswa. Hasil ini menekankan pentingnya pengelolaan lingkungan ber-AC untuk meminimalkan risiko alergi dan memberikan dasar bagi penelitian lebih lanjut tentang kualitas udara dalam ruangan serta strategi mitigasi risiko kesehatan.

Diterbitkan

2025-07-28

Terbitan

Bagian

Articles