Hubungan Tingkat Stres dengan Kejadian Dismenore pada Remaja di SMAN 3 Jakarta dan Tinjauannya Menurut Pandangan Islam
Abstrak
Masa remaja biasanya ditandai oleh perubahan fisik dan fisiologis yang mengarah pada terjadinya menstruasi pada remaja putri, yang sering kali disertai dengan dismenore. Dismenore merupakan nyeri perut akibat kontraksi uterus yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Di Indonesia, prevalensi wanita yang mengalami dismenore mencapai 64,25%, di mana 54,89% merupakan dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder. Penelitian menunjukkan bahwa dismenore menyebabkan sekitar 60%-93% siswi sekolah mengalami keluhan nyeri yang berdampak pada ketidakhadiran di sekolah. Salah satu faktor yang memperparah dismenore adalah stres. Stres pada remaja sering dipicu oleh tekanan akademik, hubungan sosial, dan tuntutan lingkungan. Islam memberikan panduan hidup melalui Al-Qur'an dan Sunnah yang dapat membantu individu mengelola stres, mencapai ketenangan hati, serta meraih kebahagiaan dan kesejahteraan batin. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan survei analitik dan rancangan cross-sectional terhadap 95 siswa kelas X di SMA Negeri 3 Jakarta. Penilaian tingkat stres menggunakan kuesioner Perceived Stress Scale, sementara penilaian dismenore menggunakan kuesioner Numeric Rating Scale. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas remaja putri mengalami tingkat stres kategori sedang (67,4%), sedangkan kategori ringan hanya 5,3%. Sebanyak 56,8% remaja mengalami dismenore dengan nyeri sedang, sementara minoritas 1,1% mengalami nyeri berat yang tidak terkontrol. Terdapat hubungan signifikan antara tingkat stres dan kejadian dismenore.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Sandra Tiara Dyta, Ike Irmawati Purbo Astuti, Muhammad Fazlurrahman

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.