Pola Penggunaan Kortikosteroid pada Anak dengan Penyakit Asma

Penulis

  • Sestia Dia Alifah Universitas YARSI
  • Lilian Batubara Universitas YARSI
  • Dharma Permana Universitas YARSI

https://doi.org/10.33476/jmj.v3i1.4352

Abstrak

Latar Belakang: Menurut Global Initiative For Asthma (GINA) 2020, Asma adalah penyakit heterogen, yang biasanya ditandai dengan peradangan saluran napas kronis. Pada asma terdapat gangguan pernapasan seperti mengi, sesak napas, nyeri dada, dan batuk (GINA, 2020). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, di Indonesia angka kejadian asma pada anak usia 0 – 14 tahun adalah 9,2%.

Metodologi: Penelitian ini menggunakan 37 data rekam medis pasien asma anak di Salah Satu Rumah Sakit Umum Wilayah Jawa Barat periode Januari-Desember 2023 dengan desain penelitian cross sectional dengan jenis sampel yang diambil menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan. Lalu, data akan dianalisis menggunakan analisis univariat.

Hasil: Berdasarkan analisis univariat hasil yang didapatkan adalah asma anak sebagian besar diderita oleh pasien anak laki-laki dengan usia 1-5 tahun dengan derajat asma yang paling banyak adalah asma persisten sedang. Jenis kortikosteroid yang paling banyak digunakan adalah prednison oral dan budesonid inhalasi. Adapun efek samping yang paling banyak terjadi adalah gangguan distribusi lemak. 

Simpulan: Kortikosteroid terutama digunakan pada asma persisten. Jenis kortikosteroid yang digunakan terutama prednison oral dan budesonid inhalasi. Efek samping yang sering muncul pada penggunaan kortikosteroid adalah berupa gangguan distribusi lemak tubuh.

Diterbitkan

2025-02-18

Terbitan

Bagian

Articles