Angka Kejadian Hepatitis pada Pasien yang Menjalani Hemodialisis di RSUI Banyubening Boyolali Periode 2018-2022
Abstrak
Pendahuluan Tindakan hemodialisis merupakan tindakan invasif yang mempunyai risiko untuk terjadinya infeksi Blood Borne Virus seperti Hepatitis B dan Hepatitis C. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian Hepatitis dan karakteristik pasien yang menjalani hemodialisis di RSUI Banyubening Boyolali.
Metodologi Penelitian ini menggunakan studi deskriptif retrospektif berdasarkan data sekunder rekam medis di RSUI Banyubening Boyolali periode 2018-2022 dengan jumlah sampel 16.
Hasil Prevalensi Hepatitis pada pasien yang menjalani hemodialisis adalah 16 dari 292 pasien (5.47%), terdiri dari HCV 11 kasus (3.7%) dan HBV 5 kasus (1.7%). Serokonversi HBV terbanyak pada usia 50-59 tahun (3/60%) dan serokonversi HCV pada usia 60-69 tahun (5/45.5%) yang keduanya didominasi oleh laki-laki (68.8%) dengan PGK menjadi etiologi menjalani hemodialisis (100%). Faktor komorbid terbanyak pada pasien serokonversi HBV adalah anemia (3/42.9%) dan pada serokonversi HCV adalah anemia dan hipertensi (6/35.3%) yang serokonversi keduanya lebih banyak terjadi pada pasien dengan frekuensi hemodialisis 2 kali perminggu (10/62.5%). Serokonversi HBV lebih banyak terjadi pada pasien dengan frekuensi hemodialisis antara 101-200 dan 201-300 kali (2/40%) dengan lama menjalani hemodialisis >24 bulan (2/40%), dan pada serokonversi HCV lebih banyak terjadi antara 201-300 kali (6/54.5%) dengan lama menjalani hemodialisis >30 bulan (5/45.5%).
Simpulan Prevalensi Hepatitis pada pasien yang menjalani hemodialisis di RSUI Banyubening Boyolali mencapai 5.47%yang terdiri dari Hepatitis B dan Hepatitis C dengan karakteristik pasien yang meliputi usia, jenis kelamin, etiologi, faktor komorbid, frekuensi hemodialisis, dan lama menjalani hemodialisis.Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Anto Wahyudin

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.