Analisis Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian TB Paru BTA Positif di Puskesmas Kotabumi II, Bukit Kemuning dan Ulak Rengas Kab. Lampung Utara Tahun 2012

Authors

  • Sumarmi Sumarmi Functional of Epidemiology, Public Health Service North Lampung

https://doi.org/10.33476/jky.v22i2.305

Keywords:

Insden tuberculosis paru

Abstract

Penyakit TB Paru atau yang lebih dikenal dengan TBC masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia bahkan dunia dimana TB paru di Indonesia menjadi penyebab kematian utama ketiga setelah penyakit jantung dan saluran pernafasan. Di Kabupaten Lampung Utara angka insiden TB Paru cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Puskesmas Kotabumi II, Puskesmas Bukit Kemuning dan Puskesmas Ulak Rengas merupakan tiga puskesmas dengan insiden tertinggi di Kabupaten Lampung Utara.

Tujuan penelitian ini mengetahui kejelasan hubungan antara variabel independen dengan kejadian TB Paru BTA Positif di wilayah kerja puskesmas Kotabumi II, puskesmas Bukit Kemuning dan puskesmas Ulak Rengas tahun 2012.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan rancangan case control dengan sampel 62 kasus yang merupakan total populasi dan 62 kontrol dengan menitikberat-kan pada dominasi hubungan yang benar benar bersih terhadap variabel yang diduga sebagai variabel utama penyebab kejadian penyakit TB Paru.

Hasil analsis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara kejadian TB Paru BTA positif dengan kondisi fisik rumah (OR = 3,72), umur (OR = 2,32), pendidikan (OR = 2,55), pekerjaan (OR = 2,75) dan kepadatan hunian (OR = 3,13). Sedangkan  hasil analisis multivariat ternyata ada hubungan bermakna antara kejadian TB Paru BTA positif dengan kondisi fisik rumah (OR = 7,033), umur (OR = 3,06), jenis kelamin (OR = 2,22), pendidikan (OR = 2,33), kondisi fisik rumah dengan pendidikan (OR = 0,12) dan interaksi antara pekerjaan dengan kepadatan hunian (OR = 6,08).

Kesimpulannya diperoleh hubungan yang sesungguhnya antara kondisi fisik rumah dengan kejadian TB Paru BTA positif umur, jenis kelamin, pendidikan, kondisi fisik rumah dengan pendidik-an dan interaksi antara pekerjaan dengan kepadatan hunian. Disarankan, peningkatan frekuensi penyuluhan rumah sehat, jangka pendek menambahkan genteng kaca dan membuka jendela setiap pagi hari untuk membantu masuknya sinar matahari dan sirkulasi udara, jangka panjang dengan peningka-tan perbaikan kondisi lingkungan rumah dengan lebih mempe-rhatikan aspek sanitasi rumah sehat pada saat membangun rumah dan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Downloads

Published

2017-01-05

Issue

Section

Research Articles