Hubungan Infeksi Cacing Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita Di 2 Lokus Stunting Wilayah Kerja Puskesmas Kampar Kabupaten Kampar

Authors

  • Sharfina Anisa Eka Putri Universitas Yarsi
  • Wan Nedra
  • Muhammad Arsyad

https://doi.org/10.33476/jky.v30i1.2575

Keywords:

soil transmitted helminth, stunting, infeksi, cacing

Abstract

Latar Belakang : Stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis
dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Menurut Riskesdas 2018, 30,8% anak balita
atau satu dari tiga balita di Indonesia mengalami stunting. Infeksi Soil-Transmitted
Helminths (STHs) adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing parasit usus dari golongan
nematoda usus yang ditularkan melalui tanah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Kartini di Pekanbaru, prevalensi infeksi cacing STHs pada anak balita adalah 12,7%.
Perhatian peneliti terdahulu terhadap infeksi cacing pada anak lebih banyak pada anak usia
sekolah dasar daripada usia balita. Kesehatan dan kebersihan menjadi perhatian khusus
dalam Islam. Karena kebersihan lebih mendekatkan seseorang pada kesehatan dan
mencegah timbulnya berbagai penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan infeksi cacing terhadap kejadian stunting pada balita di 2 lokus stunting wilayah
kerja Puskesmas Kabupaten Kampar.
Metode : Penelitian dengan menggunakan metode cross sectional ini dilakukan di desa
Ranah Singkuang dan desa Pulau Jambu. Pengambilan sampel dilaksanakan dengan teknik
non probality sampling dengan metode purposive sampling. Instrumen penelitian yaitu
dengan melakukan pemeriksaan antropometri dan pemeriksaan feses metode direct smear.
Metode analisis dengan uji Chi-Square.
Hasil : Dari 80 anak yang dapat diperiksa, sebanyak 27 anak menderita stunting (33.8%)
dan 15 anak positif infeksi cacing (18.8%). Jenis cacing yang paling banyak ditemukan
adalah cacing T. trichiura (8.8%). Hasil uji Chi-Square menunjukkan tidak ada hubungan
yang signifikan antara infeksi cacing dan stunting pada balita.
Kesimpulan : Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara infeksi cacing terhadap
kejadian stunting pada balita di 2 lokus stunting wilayah kerja Puskesmas Kampar
Kabupaten Kampar. Islam bukan hanya mengurus masalah ibadah tetapi seluruh aspek
kehidupan terutama masalah kesehatan dan kebersihan. Masih diperlukan penelitian yang
lebih banyak mengenai anak-anak balita terutama yang mengalami stunting dan infeksi
cacing.

References

Annisa, S., Dalilah and Anwar, C. (2018) Hubungan Infeksi Cacing Soil

Transmitted Helminths ( STH ) dengan Status Gizi pada Siswa Sekolah Dasar Negeri 200 Kelurahan Kemasrindo Kecamatan Kertapati Kota Palembang. Majalah Kedokteran Sriwijaya (April), pp. 92–104.

Blouin, B. et al. (2018) A longitudinal cohort study of soil-transmitted helminth infections during the second year of life and associations with reduced longterm cognitive and verbal abilities, PLoS Neglected Tropical Diseases, 12(7), pp. 1–20.

Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar (2016) Profil Kesehatan Kota Kampar Tahun 2016 [Internet]. Kampar : Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar. Dapat diunduh di : <http://dinkes.kamparkab.go.id/web/wp-content/uploads/Profil-Kesehatan-2016-Dinkes-Kampar.pdf> [Diunduh pada tanggal 23 November 2019].

Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kabupaten Kampar (2019) Ini Bentuk komitmen Pemkab Kampar Tuntaskan Angka Stunting [Internet]. Dapat diakses di : <https://kominfosandi.kamparkab.go.id/2019/11/03/inibentuk-

komitmen pemkab-kampar-tuntaskan-angka-stunting/> [Diakses

pada tanggal 9 Januari 2020].

Direktorat Gizi Masyarakat dan Direktorat Jenderal Kesehatan & Masyarakat Kementerian Kesehatan (2017) Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) Balita Tahun 2017, pp. 35-40. Dapat diunduh di : <http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/wp-content/uploads/2018/01/Buku- Saku-Nasional-PSG-2017-Cetak-1.pdf.> [Diunduh pada tanggal 23 November 2019].

Kartini, S., Kurniati, I., Jayati, N. S. dan Sumitra, W. (2017) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Usia 1 – 5 Tahun. Journal of Pharmacy and Science, 1(1), pp. 33-39.

Kementerian Desa, Pembagunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (2017) Buku Saku Desa Dalam Penanganan Stunting. Jakarta : Kementerian Desa, Pembagunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

Kementerian Kesehatan RI (2018) Situasi Balita Pendek (Stunting) Di Indonesia. Jakarta : Pusat Data dan Informasi.

Renanti R., Rusjdi, S. R. and SY, E. (2015) Hubungan Infeksi Soil Transmitted Helminth dengan Status Gizi pada Murid SDN 29 Purus Padang, Jurnal Kesehatan Andalas, 4(2), pp. 353–358.

Santoso, B. B. (2017) Kapan Balita Perlu Minum Obat Cacing? [Internet]. Dapat diakses di : <http://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/kapanbalita-perlu-minum-obat-cacing> [Diakses pada tanggal 27 Oktober 2019].

Sutanto, I., Ismid, I. S., Sjarifuddin, P. K., dan Sungkar, S. (2016) Buku Ajar Parasitologi Kedokteran, Edisi Keempat, Jakarta : Badan Penerbit FK UI

Published

2023-01-11

Issue

Section

Research Articles