Pola dan Sensitivitas Antibiotik Bakteri Yang Berpotensi Sebagai Penyebab Infeksi Nosokomial di Ruang Rawat Bedah RSUDZA Banda Aceh

Authors

  • Zinatul Hayati Faculty of Medicine, SYIAH KUALA UNIVERSITY, Banda Aceh
  • Azwar Azwar Faculty of Medicine, SYIAH KUALA UNIVERSITY, Banda Aceh
  • Ira Puspita Faculty of Medicine, SYIAH KUALA UNIVERSITY, Banda Aceh

https://doi.org/10.33476/jky.v20i3.168

Keywords:

Infeksi nosokomial, Pola bakteri, Sensitivitas antibiotik

Abstract

Infeksi Nosokomial masih menjadi masalah serius di rumah sakit baik di Indonesia maupun di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola bakteri dan sensitivitasnya terhadap antibiotik serta sumber penularan yang berpotensi sebagai penyebab infeksi nosokomial di Ruang Rawat Bedah RSUDZA. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif melalui metode observasional laboratorium. Sampel penelitian diambil dari Ruang Rawat Bedah RSUDZA berupa spesimen yang terdiri dari usap tangan/hidung/luka pasien, tangan/hidung tenaga kesehatan, peralatan, mobiler ruangan dan udara ruangan. Spesimen yang diperoleh dilakukan kultur dan uji sensitivitas antibiotik di Laboratorium Mikrobiologi Klinik RSUDZA. Data dianalisis secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 64spesimenyang diperoleh, 36 spesimen(56,25%) diantaranya terisolasi bakteri sebanyak 38 isolat, sementara 28 spesimen (43,75%) lainnya steril. Hasil identifikasi dari 38 isolat bakteri ditemukan bakteri patogen sebanyak 10 isolat (26,31%) dan non patogen sebanyak 28 isolat (76,32%). Pola kuman patogen yang berpotensi sebagai penyebab infeksi nosokomial di Ruang Rawat Bedah RSUDZA terbanyak adalah Staphylococcus aureus (70%), diikuti P. aeruginosa, E. coli danAcinetobacter sp. masing-masing 10%. Sumber penularan terbanyak yang berpotensimenyebabkan infeksi nosokomial adalah mobiler ruangan, kemudian diikuti dengan pasien dan tenaga kesehatan. Staphylococcus aureus masih sensitif terhadap vankomycin dan clindamycin masing-masing sebesar 100% dan 85,71%, namun demikian semuanya telah resisten terhadap oxacillin sehingga bakteri ini digolongkan ke dalam MRSA. Pseudomonas aeruginosa hanya sensitif terhadap meropenem sehingga digolongkan ke dalam bakteri penghasil ESBL. Escherichia coli masih sensitif terhadap antibiotik golongan cephalosporin, fluoroquinolon dan meropenem sedangkan Acinetobacter sp sudah resisten terhadapantibiotik golongan cephalosporin, fluoroquinolon dan meropenemnamun masih sensitif terhadap gentamisin dan tobramisin. Infeksi Nosokomial masih menjadi masalah serius di rumah sakit baik diIndonesia maupun di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui polabakteri dan sensitivitasnya terhadap antibiotik serta sumber penularan yangberpotensi sebagai penyebab infeksi nosokomial di Ruang Rawat BedahRSUDZA. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif melalui metodeobservasional laboratorium. Sampel penelitian diambil dari Ruang Rawat BedahRSUDZA berupa spesimen yang terdiri dari usap tangan/hidung/luka pasien,tangan/hidung tenaga kesehatan, peralatan, mobiler ruangan dan udararuangan. Spesimen yang diperoleh dilakukan kultur dan uji sensitivitasantibiotik di Laboratorium Mikrobiologi Klinik RSUDZA. Data dianalisissecara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar. Hasilpenelitian ini menunjukkan bahwa 64spesimenyang diperoleh, 36 spesimen(56,25%) diantaranya terisolasi bakteri sebanyak 38 isolat, sementara 28spesimen (43,75%) lainnya steril. Hasil identifikasi dari 38 isolat bakteriditemukan bakteri patogen sebanyak 10 isolat (26,31%) dan non patogensebanyak 28 isolat (76,32%). Pola kuman patogen yang berpotensi sebagaipenyebab infeksi nosokomial di Ruang Rawat Bedah RSUDZA terbanyak adalahStaphylococcus aureus (70%), diikuti P. aeruginosa, E. coli danAcinetobactersp. masing-masing 10%. Sumber penularan terbanyak yang berpotensimenyebabkan infeksi nosokomial adalah mobiler ruangan, kemudian diikutidengan pasien dan tenaga kesehatan. Staphylococcus aureus masih sensitifterhadap vankomycin dan clindamycin masing-masing sebesar 100% dan85,71%, namun demikian semuanya telah resisten terhadap oxacillin sehinggabakteri ini digolongkan ke dalam MRSA. Pseudomonas aeruginosa hanyasensitif terhadap meropenem sehingga digolongkan ke dalam bakteri penghasilESBL. Escherichia coli masih sensitif terhadap antibiotik golongancephalosporin, fluoroquinolon dan meropenem sedangkan Acinetobacter spsudah resisten terhadapantibiotik golongan cephalosporin, fluoroquinolon danmeropenemnamun masih sensitif terhadap gentamisin dan tobramisin.

References

Baron EJ, Peterson R, dan Sydney MF 1994. Bailey and Scott’s Diagnostic Microbiology. 9 th ed. USA: Von Hoffmann pres Inc. P. 336.

Brooks GF, Janet SB, and Stephen AM 2007. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi ke-23. EGC. Jakarta.

Burke JP 2009. InfectionControl –A Problem For Patient Safety. The New England Journal Of Medicine 348(7): 651-656.

Ginting M 2006. Infeksi Nosokomial Dan Manfaat Pelatihan Keterampilan Perawat Terhadap Pengendaliannya Di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUP H. Adam Malik MedanTahun 2001. Jurnal Ilmiah Pannmed 1(1): 44-49.

Harniza Y 2009. Pola Resistensi Bakteri Yang Diisolasi Dari Bangsal Bedah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Pada Tahun 2003-2004. Skripsi. FK UI.Jakarta.

Jonathan M 2005. Screening For Extended-Spectrum BetaLactamase Producing Pathogenic Enterobacteria In District General Hospital. J Clin Microbiol 43(3): 14881490.

Kumar F, Ramzi SC, and Stanley R 2007. Buku Ajar Patologi. Edisi ke-7. EGC. Jakarta.

Madigan MT, John MM, and Jack P 2003. Brock biology of Microorganisms. 10 ed. New Jersey: Pearson Education International.

Pajariu A 2010. Infeksi Oleh Bakteri Penghasil ExtendedSpectrum Beta

Lactamase(ESBL) Di RSUP Dr. Kariadi Semarang: Faktor Risiko Terkait Penggunaan Antibiotik.Skripsi. FK UNDIP. Semarang.

Sjamsuhidajat R, and Jong WD 2005. Infeksi p:64. Dalam: Buku-Ajar Ilmu Bedah. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

Syahputra A 2011. Pola Kuman Dan Sensitivitas Bakteri Yang Berpotensi Sebangai Penyebab Infeksi Nosokomial Di Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin. Skripsi. FK

UNSYIAH. Banda Aceh.

Yuliati 2005. Deteksi Gen MecA Pada Methycillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Dengan Teknik PCR (Polymerase Chain Reaction). Tesis. FK UI. Jakarta.

Weinstain RA 2001. Controlling Antimicrobial Resistance in Hospitals: Infection Control and Used of Antibiotics. Emerging Infectious Diseases. 7 (2): 188192

Zulkarnain I 2006. Infeksi Nosokomial p:1749-1751. Dalam: Sudoyo et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit DalamIII. Edisi ke-4. FKUI. Jakarta.

Downloads

Published

2016-01-22