Pengembangan Survelians Vektor Dalam Penularan Demam Berdarah Dengue

Authors

  • Hasan Boesri

https://doi.org/10.33476/jky.v24i3.124

Keywords:

Survalance DHF

Abstract

Permasalahan wabah penyakit demam berdarah sering terjadi di masyarakat yang berujung dengan kematian, masih merupakan permasalahan kesehatan utama di Indonesia. Survalance entomologi yang digunakan untuk memprediksi akan terjadinya penularan DBD masih kurang peka, maka perlu adanya pengembangan sehingga diperoleh  model survalance yang lebih peka. Oleh karena itu, telah dilakukan penelitian pengembangan survalance dengan pengamatan terhadap  telur, larva, pupa, nyamuk Aedes aegypti, parity rate, dilatasi, Container indek, House indek, Breteau indek, di daerah endemis dan bebas DBD. Ternyata dari 14 indikator yang diteliti, hanya 5 indikator yang ada korelasinya dengan  kasus DBD, sedangkan yang mempunyai korelasi tertinggi (0,66 ) adalah dilatasi dua dengan kontribusi ( R ) = 66% di daerah endemis  DBD.

References

Departemen Kesehatan (1990). Survei Entomologi Demam Berdarah Dengue. Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman. Dep. Kes. Jakarta.

Departemen Kesehatan (2002).Pedoman survei entomologi Demam Berdarah Dengue. Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Kesehatan Lingkungan.Departemen kesehatan R.I.

Departemen Kesehatan (1997). Laporan Tahunan Penyakit Demam Berdarah Dengue Dinas Kesehatan Tingkat II, Kodya Semarang.

Departemen Kesehatan (2000), Pencegahan dan penanggulangan penyakit demam berdarah dengue. Terjemahan dari WHO Regional Publication SEARO No.29. Prevention and Control of Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever. Diterbitkan atas kerjasama World Health Organization dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, tahun 2000.

Hadi Suwasono Dan Sustriayu Nalim (1989). Evaluasi Kepadatan Aedes aegypti Dengan Ovitrap Terhadap Kasus Demam Berdarah Di Jakarta. Prosiding Seminar Parasitologi Nasional V, Ciawi, Bogor. Perhimpunan Pemberantasan Parasit Indonesia. Jakarta.

Holani Achmad (1997). Gambaran Situasi Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Indonesia Tahun Terakhir (1992-1996). Majalah Pencinta Kesehatan Lingkungan "Sanitas". Vol,III, No. 2. September 1997. Yayasan Kesehatan Lingkungan Indonesia. Jakarta.

Sutaryo, (2004). "Dengue". Medika.Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Edisi pertama.

Sujana (1985). Metoda Statistika: Penerbit Tarsito. Bandung.

Sumarno Poorwo sudarmo. 1990.Demam berdarah Dengue di Indonesia, situasi sekarang dan harapan di masa mendatang. Proceeding Seminar and workshop the aspect of dengue hemorrhagic fever and its control. Universitas Indonesia, Depok

Soegito.R. 1990.Aspek entomologi demam berdarah dengue.. Proceeding Seminar and workshop the aspect of dengue hemorrhagic fever and its control. Universitas Indonesia, Depok 1990. Proceeding Seminar and workshop the aspect of dengue hemorrhagic fever and its control. Universitas Indonesia, Depok

Sofyan Mukti 1990. Pengawasan lingkungan dalam ramngka pe,mberantasan demam berdarah dengue di indonesia. Proceeding Seminar and workshop the aspect of dengue hemorrhagic fever and its control. Universitas Indonesia, Depok

Soemarsono.1990. aspek Klinik Demam Berdarah dengue pada penderita dewasa. Proceeding Seminar and workshop the aspect of dengue hemorrhagic fever and its control. Universitas Indonesia, Depok

Suharyono Wuryadi 1990. Pengamatan penderita dan virus dengue di indonesia. Proceeding Seminar and workshop the aspect of dengue hemorrhagic fever and its control. Universitas Indonesia, Depok.

I Made Djaya.1990. Faktor resiko terjadinya demam berdarah dengue. Proceeding Seminar and workshop the aspect of dengue hemorrhagic fever and its control. Universitas Indonesia, Depok.

Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia (2010) : Tentang Pengendalian Vektor. No.374/MENKES/PER/III/2010.

Downloads

Published

2017-01-26