Pemeriksaan Anal Swab Berulang untuk Meningkatkan Keakuratan Diagnosis Oxyuris vermicularis pada Anak-anak Di Kelurahan Tanah Tinggi, Johar Baru

Authors

  • Rika Ferlianti
  • Elita Donanti
  • Ambar Hardjanti

https://doi.org/10.33476/jky.v27i2.1120

Keywords:

diagnosis, oxyuriasis, anal swab, anak-anak

Abstract

Oxyuriasis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Oxyuriasis vermicularis atau Enterobius vermicularis (cacing kremi). Kelembaban udara yang tinggi, dan sanitasi yang masih kurang baik di Indonesia merupakan faktor yang dapat berperan dalam perkembangan dan transmisi dari cacing kremi. Oxyuriasis terjadi pada semua usia, tetapi usia terbanyak terjadi pada anak-anak. Penelitian dilakukan di Kelurahan Tanah Tinggi, Johar baru, Jakarta Pusat karena termasuk daerah yang padat penduduk.

Untuk mengetahui keakuratan pemeriksaan anal swab berulang (tiga hari berturut-turut) dibandingkan pemeriksaan anal swab satu kali dalam menegakkan diagnosis oxyuriasis.

Jenis Penelitian ini adalah eksperimental yang menggunakan data primer melalui pemeriksaan anal swab yang dilakukan dengan metode pita plastik perekat (cellophane tape) pada 45 anak dengan rentang usia 5-10 tahun dari 3 RW yang berbeda (RW 07, RW 08, dan RW 12) di Kelurahan Tanah Tinggi.

Dari 45 anak yang ikut penelitian (anak laki-laki 23 orang dan anak perempuan 22 orang) didapatkan 73,3% termasuk dalam kategori usia muda/prasekolah (5-6 tahun) dan 26,7% pada anak usia sekolah (7–10 tahun). Ada peningkatan keakuratan pada pemeriksaan anal swab berulang (tiga hari berturut-turut) dibandingkan dengan satu kali pemeriksaan. Prevalensi yang didapat adalah 4,44% untuk metode anal swab berulang, sedangkan metode satu kali adalah 2,22%.

Pemeriksaan anal swab berulang (tiga hari berturut-turut) lebih akurat dibandingkan pemeriksaan anal swab satu kali dalam menegakkan diagnosis oxyuriasis.

References

Abidin SAN 2009. Enterobius vermucularis. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. Edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas FKUI.

Chadijah S, Sumolang PPF, Veridiana NN 2014. Hubungan Pengetahuan, Perilaku, dan Sanitasi Lingkungan dengan Angka Kejadian Kecacingan pada Anak Sekolah Dasar di Kota Palu. Media Litbangkes. 24(1).

Chandra B 2009. Ilmu Kedokteran Pencegahan dan Komunitas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Cho MK, Kim DH, Son HM, Kim JY, Park MK, Kang SY et al., 2010. Parents Knowledge about Enterobiasis Might be One og the most Important Risk Factors of Enterobiasis in Children. Korean J Parasitol. 48(2): 121-6.

Dana A 2005. Hubungan tingkat pengetahuan pengasuh anak tentang kecacingan kremi dengan kejadian oxyuriasis pada anak-anak kelas 1 SD Negeri Sukorejo 3-4 Kecamatan Gunung Pati Kotamadya Semarang. Dalam Karya Tulis Ilmiah UNDIP.

Depkes RI 2012. Buku Pegangan Kader. Jakarta.

Gillespie S & Pearson RD 2001. Principles and practice in clinical parasitology. England: John Wiley & Sons Ltd.

Hairani B, Annida A 2012. Insidensi Parasit Pencernaan pada Anak Sekolah Dasar di Perkotaan dan Pedesaan di Kabupaten Tang Bumbu Kalimantan Selatan. Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Binatang. Vol 5(1)

Muller R 2002. Worms and human disease. New York: CAB International.

Rosdiana E 2016. Hubungan Antara Personal Higeine dan Kejadian Infeksi Enterobiasis pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Mojorejo 01 Bendosari Sukoharjo. Karya tulis ilmiah Universitas Muhammadiyah Surakarta

Rusmartini 2009. Parasitologi Kedokteran Ditinjau Dari Organ Tubuh Yang Diserang: Penyakit oleh Nematoda Usus. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Suvonalya 1998. Hubungan higiene pribadi dengan frekuensi oxyuriasis pada anak TK Bakti Pertiwi Kelurahan Bulu Lor Kotamadya Semarang. Dalam Karya Tulis Ilmiah UNDIP

Downloads

Published

2019-12-17

Issue

Section

Research Articles