Sensitivitas Antibiotik Paten Dan Generik Terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Jerawat
https://doi.org/10.33476/yjp.v1i2.2205
Keywords:
Jerawat, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Propionibacterium acne, sensitivitas, antibiotika, paten, generikAbstract
Latar Belakang : Jerawat atau akne vulgaris adalah gangguan inflamasi dari folikel pilosebasea. Prevalensi jerawat pada masa remaja cukup tinggi, yaitu berkisar antara 47-90% selama masa remaja. Bakteri penyebab Jerawat yang sering menyebabkan Jerawat diantaranya adalah Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acne. Untuk mengobati Jerawat digunakan antibiotik baik paten maupun generik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sensitivitas antibiotik paten dan generik terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acne penyebab Jerawat.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan pengujian mikrobiologi. Bakteri penyebab Jerawat didapatkan dari laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia berupa bakteri Propionibacterium acnes ATTC 11827, Staphylococcus epidermidis ATTC 12228, dan Staphylococcus aureus ATTC 12600 PK/5. Beberapa mikroba penyebab Jerawat dilakukan uji sensitivitas antibiotik dengan metode difusi agar (Kirby Bauer). Antibiotik yang digunakan dalam uji sensitivitas yaitu Doksisiklin, Eritromisin dan Klindamisin paten dan generik
Hasil dan Diskusi : Antibiotik Doksisiklin mempunyai sensitivitas paling tinggi dibandingkan dengan Klindamisin dan Eritromisin terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Propionibacterium acne sedangkan sensitivitas antibiotik Klindamisin paling tinggi terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Antibiotik Eritromisin resisten terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Sensitivitas antibiotik Doksisiklin dan Eritromisin paten lebih tinggi dari generik terhadap bakteri Staphylococcus aureus, namun antibiotik Klindamisin generik mempunyai sensitivitas yang lebih tinggi dari paten. Untuk bakteri Staphylococcus epidermidis, sensitivitas antibiotik Klindamisin paten lebih tinggi dari generik sedangkan antibiotik Doksisiklin paten maupun generik tidak ada perbedaan rata-rata diameter zona hambat. Pada bakteri Propionibacterium acne, sensitivitas antibiotik Eritromisin paten lebih tinggi dari generik sedangkan antibiotik Doksisiklin dan Klindamisin paten maupun generik tidak ada perbedaan rata-rata diameter zona hambat.
Kesimpulan : Antibiotik Doksisiklin paling sensitif terhadap bakteri penyebab Jerawat Staphylococcus aureus dan Propionibacterium acne dibandingkan dengan Klindamisin dan Eritromisin. Antibiotik Klindamisin paling sensitif terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Antibiotik Eritromisin resisten terhadap Staphylococcus epidermidis. Perbedaan rata-rata diameter zona hambat dan sensitivitas antibiotik paten dan generik tidak berbeda jauh dan hampir sama.
References
Bauer AW, Kirby WM, Sherris JC, and Turck M. 1966. Antibiotic susceptibility testing by a standardized single disk method. American journal of clinical pathology. Volume 45 (4): 493–6. PMID 5325707.
Beyene GF. 2016. Antimicrobial susceptibility of Staphylococcus aureus in cow milk, Afar Etiopia. International Journal of Modern Chemistry and Applied Science. Volume 3 (1): hh 280-283.
Clinical and Laboratory Standards Institute. 2015. Performance Standards for Antimicrobial Susceptibility Testing; Twenty-Fifth Informational Supplement. Pennsylvania: Clinical and Laboratory Standards Institute.
Cunliffe WJ and Harald PM Gollnick. 2001. Acne: diagnosis and management. Journal of the royal society of medicine. London: Martin Dunitz (Pubmed) (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1282310/) Diakses pada 11/2/2018 21.20.
Djari D J. 2018. Uji Sensitivitas Antibiotik Beberapa Bakteri Penyebab Mastitis. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Estimation Program Interface (EPI) Suite. 2010. US EPA. Pubchem (https://www.epa.gov/oppt/exposure/pubs/episuitedl.htm) Diakses pada 29/9/2018 17.30.
Fissy ON, Sarim R, dan Pratiwi L. 2014. Efektivitas gel anti jerawat ekstrak etanol rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) terhadap Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. Volume 12 (2).
Himedia. 2003. Technical Data for Nutrient Agar. Mumbai: HiMedia Laboratories.
Hindritiani R, Soedarwoto A, Ruchiatan K, Suwarsa O, Budiarti MU, Husadani D, Pranata AY. 2017. Resisten Antibiotik Propionibacterium acne Dari Berbagai Lesi Kulit Akne Vulgaris Di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung. Bandung: Departemen IK Kulit dan Kelamin FK Universitas Padjadjaran/RSUP DR. Hasan Sadikin Bandung.
Kemenkes RI. 2010. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah Wajib Menggunakan Obat Generik. Jakarta: Menteri Kesehatan.
Kemenkes RI. 2011. Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor 2406/MENKES/PER/XII/2011. Jakarta : Menteri Kesehatan.
Kemenkes RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesahatan.
Lalitha MK. 2004. Manual on Antimicrobial Susceptibility Testing. Vellore: Christian Medical College.
Lide DR. 2007. CRC Handbook of Chemistry and Physics. Ed 88th. CRC Press, Taylor and Francis, Boca Raton.
Lowy FD. 2003. Antimicrobial resistance: the example of Staphylococcus aureus. The Journal of Clinical Investigative. Pubmed (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC154455/) Diakses pada 01/11/2018 20.30.
Osol A. and Hoover JE, et al. 1975. Remington’s Pharmaceutical Sciences. Ed 15th. Easton, Pennysylvania: Mack Publishing Co
Shofiana PH. 2018. Sensitivitas Bakteri Staphylococcus aureus Isolat Dari Susu Mastitis Terhadap Beberapa Antibiotika. Surabaya: Perpustakaan Universitas Airlangga.
Sutaria AH dan Schlessinger J. 2017. Acne Vulgaris. Gujarat University: Pubmed (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459173/) Diakses pada 12/2/2018 20.20.
Tang JJ, Heng A, Chan LC, Tang MM, Rhosidah B. 2012. Antibiotic sensitivity of propionibacterium acnes isolated from patients with acne vulgaris in Hospital Kuala Lumpur, Malaysia. Malaysia: Mal J Dermatol