Gambaran Penggunaan Mood Stabilizer Pada Pasien Gangguan Afektif Bipolar di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Periode Januari-Juni 2017
https://doi.org/10.33476/yjp.v1i2.2202
Keywords:
Gangguan afektif bipolar dan mood stabilizerAbstract
Latar belakang: Litium masih direkomendasikan sebagai pengobatan awal untuk fase manik gangguan bipolar, dengan terapi kombinasi yang disediakan untuk kasus-kasus berat atau sebagai pilihan berikutnya. Tetapi beberapa pengobatan alternatif telah diperkenalkan dalam guideline beberapa tahun terakhir, seperti obat antipsikotik atipikal dan antikonvulsan untuk terapi bipolar. Masih sedikit yang diketahui tentang bagaimana perubahan ini telah mengubah pola pemberian terapi terhadap pasien bipolar.
Tujuan: untuk mengetahui gambaran penggunaan mood stabilizer pada pasien gangguan bipolar di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan.
Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pengambilan data secara retrospektif melalui rekam medis, penelitian ini dilakukan dengan mengolah data sekunder menggunakan rekam medis pasien dengan diagnosis Gangguan Bipolar, dengan cara penetapan consecutive sampling.
Hasil: Dari penelusuran 96 rekam medis pasien dengan diagnosis ganguan afektif bipolar, mayoritas pasien diberikan politerapi atau terapi kombinasi sebanyak 81 (84,4%) pasien. Divalproex Na. adalah golongan mood stabilizer paling banyak diberikan dan di ikuti oleh pemberian lithium carbonate.
Kesimpulan: Tidak Terdapat adanya perubahan dalam jenis obat yang diberikan, namun terdapat perubahan dalam pola peresepan terapi kombinasi yang diberikan.
References
Arnold, L. M. (2003). Gender differences in bipolar disorder. Psychiatric Clinics of North America, 26(3), 595–620
Bourin MS, Severus E, Schronen JP, et al. 2014. Lithium as add-on to quetiapine XR in adult patients with acute mania: a 6-week, multicenter, double-blind, randomized, placebo-controlled study. Int J Bipolar Disord.2:14.
Frye MA, Ketter TA, Leverich GS, Huggins T, Lantz C, Denicoff KD, et al. 2006. The increasing use of polypharmacotherapy for refractory mood disorders: 22 years of study. J Clin Psychiatry. 61:9–15.
Grande, I., & Vieta, E. 2015. Pharmacotherapy of Acute Mania: Monotherapy or Combination Therapy with Mood Stabilizers and Antipsychotics? CNS Drugs, 29(3), 221–227.
Geoffroy PA, Etain B, Henry C, Bellivier F. 2012. Combination therapy for manic phases: a critical review of a common practice. CNS Neurosci Ther. 18:957?64.
Ketter TA. Monotherapy versus combined treatment with second-generation antipsychotics in bipolar disorder. J Clin Psychiatry. 2008;69(Suppl.5):9?15
Lin D, Mok H, Yatham LN. 2006. Polytherapy in bipolar disorder. CNS Drugs. 20:29?42.
Lader M. 2014. Benzodiazepine harm: How can it be reduced?. Br J Clin Pharmacol. 77(2):295-301.
Lutz R. 2014. Olanzapine/Fluoxetine Deemed Optimal Bipolar Depression Treatment. https://www.pharmacytimes.com/resource-centers/bipolar-disorder/olanzapinefluoxetine-deemed-optimal-bipolar-depression-treatment. [15 Desember 2018 pukul 18:21 WIB].
Liebenluft E. 1997. Issues in the treatment of women with bipolar illness. J Clin Psychiatry. 58:5–11.
Morken, G., Vaaler, A., Folden, G., Andreassen, O., & Malt, U. 2009. Age at onset of first episode and time to treatment in in-patients with bipolar disorder. British Journal of Psychiatry, 194(6), 559-560.
Ogawa Y, Tajika A, Takeshima N, Hayasaka Y, Furukawa T. 2014. Mood Stabilizers and antipsychotics for acute mania: a systematic review and meta-analysis of combination/augmentation therapy versus monotherapy. CNS Drugs. 28:989?1003.
Perlis RH, Welge JA, Vornik LA, Hirschfeld RMA, Keck PE. 2006. Atypical antipsychotics in the treatment of mania: a meta-analysis of randomized, placebo-controlled trials. J Clin Psychiatry. 67:509–16.
Robb J, Young L, Cooke R, Joffe R. 1998. Gender differences in patients with bipolar disorder influence outcome in the medical outcomes survey (SF-20) subscale scores. J Affect Disord. 49:189–93.
Sachs GS, Gardner-Schuster EE. 2007. Adjunctive treatment of acute mania: a clinical overview. Acta Psychiatr Scand Suppl. 434:27–3