Tingkat Pengetahuan dan Upaya Pencegahan terhadap Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Atas pada Santriwati Madrasah Tsanawiyah Pesantren X di Bogor dan Tinjauannya Menurut Pandangan Islam
https://doi.org/10.33476/jmj.v2i10.4243
Abstract
Penyakit ISPA menjadi salah satu dari tiga diagnosis rawat jalan tertinggi di dunia. Berdasarkan diagnosis oleh tenaga medis (dokter, perawat dan bidan) di Indonesia dalam Riskesdas 2018, provinsi Jawa Barat berada diurutan kedelapan dengan prevalensi ISPA sebesar 4,7%. Angka tersebut menjadikan kejadian ini masalah yang perlu segera diatasi, terutama di daerah dingin seperti Kabupaten Bogor. Faktor lingkungan seperti kepadatan hunian yang tidak sesuai standar dan tingginya tingkat interaksi akan memudahkan pertumbuhan mikroba dan penularan penyakit menular seperti ISPA. Penelitian yang dilakukan oleh Fitrianti dan Muh. Ikbal Arief (2020) membuktikan bahwa terdapat hubungan antara kepadatan hunian dan pencahayaan terhadap kejadian infeksi saluran pernapasan atas di Pesantren. Adapun penelitian yang dilakukan ini bersifat analitik dengan desain penelitian secara cross sectional. Pengumpulan sampel menggunakan metode simple random sampling 91 sampel. Selanjutnya analisis data secara univariat dan bivariat menggunakan metode chi square. Hasil penelitian membuktikan santriwati Madrasah Tsanawiyah yang pernah mengalami ISPA dalam tiga bulan terakhir sebanyak 54,9%, responden dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 81,3% dan yang melakukan upaya pencegahan dengan baik sebanyak 82,4%. Uji bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian ISPA (p=0,766) maupun upaya pencegahan dengan kejadian ISPA (p=0,908). Dalam Islam, hukum mencari ilmu untuk menambah pengetahuan dan menjaga kesehatan dengan melakukan upaya pencegahan adalah wajib.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Dhea Nisa, Dian Widiyanti, Muhammad Arsyad
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.