Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar Gula Darah pada Diabetes Melitus Tipe II di RSUD Dr. Drajat Prawiranegara (Analisis Data Sekunder Rekam Medis Tahun 2022)

Authors

  • Natasha Lee Yarsi University
  • Rifqatussa'adah Universitas YARSI
  • Erlina Wijayanti Universitas YARSI

https://doi.org/10.33476/jmj.v2i3.3923

Keywords:

IMT, diabetes melitus, diabetes melitus tipe II, obesitas.

Abstract

Diabetes merupakan salah satu penyakit metabolisme yang prevalensinya tinggi di seluruh dunia, ditandai oleh kadar gula darah sewaktu melebihi 200mg/dL. Pada tahun 2018, di Indonesia, DM menempati peringkat ketujuh di dunia, dengan Provinsi Banten berada di peringkat kesembilan dalam jumlah kasus diabetes melitus yang terjadi dibandingkan dengan provinsi lainnya. Pada masyarakat jenis diabetes yang paling umum terjadi adalah DM tipe II, dengan obesitas menjadi salah satu faktor risiko yang signifikan. Obesitas merujuk pada penumpukan lemak yang berlebihan atau tidak normal dalam tubuh. Selain obesitas, faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan DM  antara lain adalah kurangnya aktivitas fisik, bertambahnya usia, tingginya kadar insulin dalam tubuh, serta distribusi lemak tubuh yang tidak merata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai korelasi antara IMT dengan tingkat gula darah sewaktu pada pasien DM tipe II di RSUD Dr. Drajat Prawiranegara pada tahun 2022. Penelitian ini menerapkan pendekatan cross-sectional dalam kerangka metodologi kuantitatif melibatkan seluruh pasien diabetes melitus tipe II di RSUD Dr. Drajat Prawiranegara yang berjumlah 72 orang sebagai sampel. Hasil analisis statistik menggunakan uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara IMT dan kadar gula darah sewaktu pada pasien diabetes melitus tipe II di RSUD Dr. Drajat Prawiranegara pada tahun 2022, dengan nilai p=0,248 dan koefisien korelasi sebesar -0,163. Ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan kadar gula darah sewaktu yang tinggi pada pasien DM II tidak secara signifikan berkaitan dengan IMT yang rendah. Koefisien korelasi yang sangat rendah menunjukkan bahwa IMT bukanlah faktor risiko utama yang berperan dalam meningkatkan kadar gula darah sewaktu pada pasien diabetes melitus tipe II.

References

Azizah, N. (2020) ‘Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Kadar Gula Darah Puasa Pasien Rawat Jalan Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rsup Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Januari-Desember 2018’, Khazanah: Jurnal Mahasiswa, 12(1), pp. 25–32. doi: 10.20885/khazanah.vol12.iss1.art6.

Care, D. and Suppl, S. S. (2021) ‘Diabetes technology: Standards of medical care in diabetes?2021’, Diabetes Care, 44(January), pp. S85–S99. doi: 10.2337/dc21-S007.

Intan, S. E. N., Palupi, N. S. and Prangdimurti, E. (2022) ‘Tingkat Asupan Makronutrien dan Gaya Hidup terhadap Risiko terjadinya Obesitas di Lima Provinsi di Indonesia’, Jurnal Mutu Pangan : Indonesian Journal of Food Quality, 8(2), pp. 88–96. doi: 10.29244/jmpi.2021.8.2.88.

Irawan, Q. P. et al. (2022) ‘Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Kadar HbA1c pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II di Rumah Sakit Abdoel Wahab Sjahranie’, Formosa Journal of Science and Technology, 1(5), pp. 459–468. doi: 10.55927/fjst.v1i5.1220.

Kemenkes (2018) ‘Epidemi Obesitas’.

Pakasi, D. T. (2019) ‘Child Marriage in Indonesia: Practices, Politics, and Struggles’, MASYARAKAT: Jurnal Sosiologi, 24(1). doi: 10.7454/mjs.v24i1.10956.

Rahman, M. A. F. (2020) ‘Obesitas Hubungan Kadar Dengan Pasien Pada Melitus Diabetes’.

Regina, C. C., Mu’ti, A. and Fitriany, E. (2021) ‘Systematic review tentang pengaruh obesitas terhadap kejadian komplikasi diabetes melitus tipe dua’, Verdure: Health Science Journal, 3(1), pp. 8–17.

Sherwood (2009) ‘Introduction to Human Physiology’, American Journal of Public Health and the Nations Health, 38(11), pp. 1590–1590. doi: 10.2105/ajph.38.11.1590-b.

Suryanti, S. D. et al. (2019) ‘Hubungan Indeks Masa Tubuh Dengan Kadar Gula Darah Puasa Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2’, Poltekita: Jurnal Ilmu Kesehatan, 13(2), pp. 86–90.

Downloads

Published

23-01-2024