Nilai Spirometri Penderita Batuk Setelah Minum Seduhan Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Sebagai Obat Tradisional

Authors

  • Saminan Saminan Department of Physiology School of Medicine, Syiah Kuala University Banda Aceh

https://doi.org/10.33476/jky.v23i1.92

Keywords:

Batuk, spirometri, Asam Jawa, Aceh Besar, Seduhan

Abstract

Batuk merupakan gejala umum yang ditemukan dalam prevalensi cukup tinggi di Indonesia. Batuk dapat diobati dengan menggunakan obat modern maupun dengan ramuan tradisional yang diekstrak dari sumber alam. Asam Jawa (Tamarindus indica L.) merupakan salah satu tanaman yang buahnya telah diketahui bermanfaat meredakan batuk pada populasi Indonesia. Sebuah penelitian quasi telah dilakukan untuk mengkaji pengaruh dari seduhan asam Jawa terhadap performa pernapasan dari ibu penderita batuk. Delapan puluh orang wanita tidak hamil, yang terdiri dari 40 wanita penderita batuk dan 40 wanita sehat di Kabupaten Aceh Besar terlibat dalam penelitian ini. Subjek dipilih dengan menggunakan non-random sampling dan diberikan 500 ml seduhan asam Jawa yang dipersiapkan dari 21, 18 and 15 g daging buah asam Jawa dua kali sehari selama tiga hari berturut-turut. Peningkatan performa pernapasan dari setiap subjek dianalisis dengan membandingkan nilai spirometri subjek tersebut sebelum dan setelah minum seduhan asam Jawa terhadap control. Sebagai kesimpulan, minum seduhan asam Jawa secara teratur dapat meningkatkan performa respirasi ibu tidak hamil penderita batuk di Kabupaten Aceh Besar.

Cough is a common symptom found in appreciable prevalence in our community. It can be treated using modern prescriptions or using traditional medicines extracted from natural sources. Tamarind (Tamarindus indica L.) is one of plants in which the fruit has been known its benefits to relief cough in Indonesia populations. A quasi experimental study design was employed to investigate effects of tamarind  infusion  on  the  respiratory performance of mothers suffering from cough. Eighty non-pregnant women consisting of 40 women suffering from cough and 40 healthy with no cough women in the Regency of Great Aceh were involved in the study. They were selected using non-random sampling and treated with 500 ml tamarind infusion prepared from 21, 18 and 15 g meat of tamarind fruits twice a day for three consecutive days. Respiratory improvement of each subject was analysed by comparing spirometric value of subjects before and after taking tamarind infusion versus control. In conclusion, regular drinking of tamarind infusion can improve respiratory performance of non-pregnant mothers suffering from cough.

References

Alsagaff H dan Mukty HA 2008. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University Press, Surabaya.

Budiarto E 2003. Metodelogi Penelitian Kedokteran. EGC, Jakarta.

Darmawan MTS, Naning R dan Sadjimin T 2001. Nilai faal paru penderita asma siswa sekolah lanjutan tingkat pertama di Kotamadya Yogyakarta. Berkala Ilmu Kedokteran 23 (1): 33-42.

Hanafiah MJ dan Amir A 2008. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Edisi ke-3. EGC, Jakarta.

Ikawati Z 1995. Memilih Obat Batuk yang Tepat. Buletin ISFI. 2 (2): 15-22

Imron A 1993. Respirasi. Dalam Monograf Fisiologi Manusia. Suwono (Ed). Pusat Antar Universitas UGM, Yogyakarta.

Leviztky MG 2003 Pulmonary Physiology. 6th Ed. McGraw-Hill Book Co., New York

Notoatmodjo S 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka, Jakarta.

Soesilo S, Agoes A, Haryono J 1992. Peranan Jamu dan Obat Tradisional dalam Pelayanan Kesehatan Ma-syarakat. Dalam Antropologi Kesehatan Indonesia. Jilid I. Pengobatan Tradisional. EGC, Jakarta.

Surjadhana A 2004. Laju puncak ekspirasi pada mahasiswa pria sehat. Majalah Ilmu Faal Indonesia 3(3): 158-164.

Tampubolon O 1981. Tumbuhan Obat Bagi Pencinta Alam. Jilid 3. Bharata Karya Aksara, Jakarta.

Tjay TH dan Raharja K 2002. Obat-obat Penting. PT Alex Media Komputindo, Jakarta.

Utami P 2008. Buku Pintar Tanaman Obat. Agro Media Pustaka. Jakarta.

Downloads

Published

2016-01-04

Issue

Section

Research Articles