Model Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kemampuan Mengidentifikasi Masalah Kesehatan : Studi Pada Program Desa Siaga

Authors

  • Endang Sutisna Sulaeman Department of Public Health, Faculty of Medicine, Sebelas Maret State UniversitySurakarta, Indonesia
  • Ravik Karsid Department of Public Health, Faculty of Medicine, Sebelas Maret State UniversitySurakarta, Indonesia
  • Bhisma Murti Department of Public Health, Faculty of Medicine, Sebelas Maret State UniversitySurakarta, Indonesia
  • Drajat Tri Kartono Department of Public Health, Faculty of Medicine, Sebelas Maret State UniversitySurakarta, Indonesia
  • Rifai Hartanto Department of Public Health, Faculty of Medicine, Sebelas Maret State UniversitySurakarta, Indonesia

https://doi.org/10.33476/jky.v20i3.166

Keywords:

Modelpemberdayaan masyarakat, identifikasi masalah kesehatan, keberdayaan masyarakat

Abstract

Masalah pemberdayaan masyarakat adalah lemahnya kemampuan mengidentifikasi masalahkesehatan. Tujuan penelitianadalahmengkaji dan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberdayaan masyarakat dalamkemampuan mengidentifikasi masalah kesehatan, dan merumuskan model pemberdayaan masyarakat dalamkemampuan mengidentifikasi masalah kesehatan.Penelitianinimenggunakan metode gabungan antara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif berupapenelitian survei dengan analisis jalur,sedangkan penelitian kualitatif menggunakanstudi kasus. Sasaran penelitian adalah Bidan Pos Kesehatan Desa danForum Kesehatan Desa di 30Desa Siaga. Hasil penelitian: (1) Faktor-faktor yang berhubungan denganpemberdayaan masyarakat dalamkemampuan mengidentifikasi masalah kesehatan meliputi: tingkat pendidikan, pengetahuan, kesadaran, kepedulian, kebiasaan, kepemimpinan, modal sosial, Survei Mawas Diri, akses informasi kesehatan,peran petugas kesehatan,danperan fasilitator kesehatan; (2)Model pemberdayaan masyarakat dalam kemampuan mengidentifikasi masalah kesehatanterdiri dari unsur-unsurmasukan, proses, dan keluaran. Unsur masukan terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal komunitas. Faktor internal meliputi: tingkat pendidikan, pengetahuan, kesadaran,kepedulian, kebiasaan, kepemimpinan, modal sosial, serta Survei Mawas Diri. Sedangkan faktor ekternal meliputi: akses informasi kesehatan,peran petugas kesehatan, dan peran fasilitator. Sementara itu proses pemberdayaanmasyarakat meliputi proses pendayagunaan dan pemanfaatan sumber daya di dalam masyarakat serta proses fasilitasi dan dukungan sumber daya dari luar masyarakat. Keluaran pemberdayaanmasyarakat berupakeberdayaanmasyarakatdalamkemampuan mengidentifikasi masalah kesehatan.Masalah pemberdayaan masyarakat adalah lemahnya kemampuan mengidentifikasimasalahkesehatan.Tujuan penelitianadalahmengkaji dan menganalisis
faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberdayaan masyarakatdalamkemampuan mengidentifikasi masalah kesehatan, dan merumuskan modelpemberdayaan masyarakat dalamkemampuan mengidentifikasi masalah kesehatan.Penelitianinimenggunakanmetodegabunganantarakuantitatifdankualitatif.Penelitian kuantitatif berupapenelitian survei dengan analisis jalur,sedangkan penelitian kualitatif menggunakanstudi kasus. Sasaran penelitianadalah Bidan Pos Kesehatan Desa danForum Kesehatan Desa di 30Desa Siaga.Hasil penelitian: (1) Faktor-faktor yang berhubungan denganpemberdayaanmasyarakat dalamkemampuan mengidentifikasi masalah kesehatan meliputi:tingkat pendidikan, pengetahuan, kesadaran, kepedulian, kebiasaan, kepemimpinan,modalsosial,Survei Mawas Diri, akses informasi kesehatan,peran petugaskesehatan,danperan fasilitator kesehatan; (2)Modelpemberdayaan masyarakatdalamkemampuan mengidentifikasi masalah kesehatanterdiri dariunsur-unsurmasukan, proses, dan keluaran. Unsur masukan terdiri dari faktor internal danfaktor eksternal komunitas. Faktor internal meliputi: tingkat pendidikan, pengetahuan,kesadaran,kepedulian,kebiasaan,kepemimpinan,modalsosial,sertaSurveiMawasDiri.Sedangkan faktor ekternal meliputi: akses informasi kesehatan,peranpetugaskesehatan,danperanfasilitator.Sementaraituprosespemberdayaanmasyarakatmeliputi proses pendayagunaan dan pemanfaatansumber daya di dalam masyarakat serta proses fasilitasi dan dukungan sumberdaya dari luar masyarakat. Keluaran pemberdayaanmasyarakat berupakeberdayaanmasyarakatdalamkemampuanmengidentifikasimasalahkesehatan.

References

AlsaA2007. Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Serta Kombinasinya Dalam Penelitin Psikologi Satu Uraian Singkat dan Contoh Berbagai Tipe Penelitian. Cetakan III. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Brannen Y 2005. Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Cetakan VI. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

BreckerDJ 1997. Managing Health Promotion Programs Leadership Skills for the 21 st Century. United State of America: Aspen Publishers

CollinsT 2003. Models of Health: pervasive, persuasive and politicallycharged, pp.62-68 dalam Sidell M, Jones L, Katz J, Paberdy A and Douglas J (Eds.). Debate and Dilemmas in Promoting. Second Edition. Palgrave MacMillan. New York

Departemen Kesehatan RI 2009. Sistem Kesehatan Nasional.Jakarta.

____________________2002. Paradigma Sehat Menuju Indonesia Sehat,Jakarta.

____________________ 2007. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Edisi 2 Cetakan pertama.Jakarta.

Fraenkel JRandWallenNE 1993. How To Design And Evaluate Research in Education. Second Edition. New York. McGraw-Hill Inc.

Gallaway JH and Bernasek A 2004. Literacy and women's empowerment in Indonesia: implications for policy. Journal of Economic Issues/June. Diunduh 7 Agustus 2010.

Geno RP 2009. Faktor Sukses Menuju Desa Siaga. Diunduh 3 Maret 2010.

Hawe PandShiell A2000. Social Capital and Health Promotion, pp. 40-47. Dalam Sidell, M, Jones, L, Katz, J, Peberdy, A and Douglas, J, (Eds.)Debates and Dilemmas in Promoting Health. Second Edition. The

Open University. Palgrave MacMillan.

Hasanuddin TB 2010. Dasar-dasar Penyuluhan Pembanguan. Parcasarjana Universitas Sebelas Maret.

House JS andWilliams DR2002. Understanding and Reducing Socioeconomic and Racial/Ethnic Disparities in Health. Pp 81-116. dalam Syme, S.L and L.G. Reeder (Eds.)Promoting Health Intervention

Strategies From Social and Behvioral Research. Third Printing. National AcademyPress. Washington, DC United State of America.

Ife J 2002. Community Development: CommunityBased Alternatives in on Age of Globalisation. Australia:Pearson Education Australia. Kasmel A andAndersen PT2011. Measurement of Community Empowerment in Three Community Programs in Rapla (Estonia). International Journal of

Environmental Research and Public Health8, 799-817. Diunduh 7 Agustus 2010.

Kartono K 2005. Pemimpin dan Kepemimpinan, Apakah Kepemimpinan Abnormal itu?. Cetakan Ketigabelas. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kawachi I, KennedyBP, Lochner Ket al 1997. Social Capital, Income Inequality and Mortality. American Journal of Public Health; 87:1491-98. Diunduh 7 Agustus 2010.

Keleher Hdan MacDougall C2009. Understanding Health A Determinants Approach. 2nd Edition. Australia dan New Zealand: Oxford University

Press. Lassey WRdanFernandezRR1976. Leadershipand Community Development. Pp. 346-347. dalam Leadership and Social Change. California. University Associate, Inc.

Mar’at 1982. Pemimpin dan Kepemimpinan. Cetakan Pertama. Jakarta. Ghalia Indonesia

Mardikanto T 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Cetakan Pertama. Surakarta: UNS Press.

___________ 2010. Model-Model Pemberdayaan Masyarakat. Cetakan I. Surakarta: Kerjasama Fakultas Pertanian UNSdengan UPT Penerbitan

dan Percetakan UNS (UNS Press).

Natbeam D, HaglundB, FarleyPet al1991. Youth Health Promotion. London: Forbes Publication Lts.

Nelwan I 1998. Kerangka Pikir Untuk Upaya Mempercepat Penurunan Angka Kematian Ibu di Jawa Barat. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.

Padgett DK2012. Qualitative and Mixed Methods in Public Health. London: Sage Publication Asia Pacific Pte. Ltd.

Pemerintah RI dan UNICEF 1999. Panduan Umum Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.

Pramudho PAK 2009. Pengembangan Instrumen Pengukuran Kemitraan Desa Siaga di Kabupaten Subang Jawa Barat. Jakarta: Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia. Depok.

Rehn NS, Øvretveit J, Laamanen R et al 2006. Determinants of health promotion action: comparative analysis of local voluntary associations

in four municipalities in Finland. Health Promotion International, Vol. 21 No. 4. Diunduh 6 Nopember 2011.

Rogers EM 1999. Diffusion of Innovations. Third Edition. The Free Press. London: Collier Macmillan Publishers.

Sampson RJdan Morenoff JD2000. Public Health and Safety in Context: Lesson from Community-Level Theory on Social Capital. Pp 366-385. dalamSyme, S.L and L.G. Reeder (eds.) Promoting Health Intervention Strategies From Social and Behvioral Research. Third Printing. Washington, DCUnited State of America:National AcademyPress.

Sutopo HS 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif Dasar teori dan terapannya dalam penelitian. Surakarta: UNS Press.

Suhendra K 2006. Peranan Birokrasi dalam Pemberdayaan Masyarakat. Cetakan kesatu. Bandung: Alfabeta.

Sumardjo 2003. Kepemimpinan dan Pengembangan Kelembagaan Pedesaan: Kasus Kelembagaan Ketahanan Panganhal 151-169 dalam Yustina, I dan Sudradjat, A (Eds). Membentuk Pola Perilaku Manusia

Pembangunan. Bogor: IPB Press.

TarunaT2010. Designs of Community Development Planning. Surakarta: Parcasarjana Universitas Sebelas Maret. Wass A1997. Promoting Health The Primary Health Care Approach. Sydney: Harcourt Brace & Company. Wikipedia www.id.. wikipedia. org. Diunduh 5 Desember 2012.

WHO1986. The Ottawa Charter for Health Promotion. World Health Organization. Genewa.

_____ 2008. Primary Health Care Now More Than Ever. The World Health Report .

Yin RK 2003. Case Study Research: Design and Methods. Third Edition. London: Sage Publication.

Yuasa M, De SaRF, PincovskySet al 2007. Emergence Model of Social and Human Capital and Its Application to the Healthy Municipalities Projectin Northeast Brazil. Health Promotion International. Vol.

No. 4.Diunduh Agustus 2011.

Downloads

Published

2016-01-22