Metode Sintetik dengan Token Economy Guna Meningkatkan Kemampuan Speechreading Anak Tunagrahita Dengan Gangguan Pendengaran

Authors

  • Nirtafitri Trianisa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
  • Tjut Rifameutia Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
  • Eva Septiana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

https://doi.org/10.24854/jps.v4i1.517

Abstract

Salah satu kemampuan yang perlu dikembangkan pada anak tuna ganda yang masih dapat memanfaatkan sisa pendengarannya untuk berkomunikasi adalah speechreading, yaitu kemampuan untuk memahami lawan bicara dengan melihat gerak bibir, ekspresi wajah serta gestur tubuh lawan bicaranya. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah penggunaan pendekatan sintetik bahasa disertai dengan token economy dapat meningkatkan kemampuan speechreading pada subjek D yang merupakan siswa tuna grahita dengan gangguan pendengaran. Setiap kali menunjuk dengan tepat pada langkah kelima dan pengujian, subjek diberikan token yang nantinya akan ditukarkan dengan reinforcer. Penelitian dilakukan terhadap seorang anak tuna grahita dengan gangguan pendengaran dengan jenis kelamin laki-laki berusia 12 tahun yang duduk di kelas 4 SD inklusi. Desain penelitian single subject tipe A-B-A’. Peningkatan kemampuan speechreading dilihat dari perbandingan antara hasil tes kemampuan speechreading sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode sintetik dengan token economy dapat meningkatkan kemampuan speechreading pada subjek D yang merupakan siswa tuna grahita dengan gangguan pendengaran. Subjek mampu menunjuk kartu dengan tepat sebanyak 100% dari 5 kata yang diujikan pada sesi 1 dan sebanyak 80% dari 5 kata yang diujikan pada sesi 2.

 

Kata kunci: Disabilitas, speechreading, metode sintetik, token ekonomi

References

Allgood, et al. (2008). Use of picture dictionaries to promote functional communication students with deafness and intellectual disabilities. Communication Disorders Quarterly Vol 31 Number 1.

Arnold, P. (1997). Theoretical and review articles: The structure and optimization of speechreading. Oxford University Press.

Beirne-Smith, M., Patton, J.R., & Kim, S.H. (2006). Mental retardation: An introduction to intellectual disabilities (7thEd.). Ohio: Pearson Prentice Hall.

Bordens, K. S., &Abbott, B. B. (2005). Research design and methods (6th Ed.). New York: McGraw Hill.

Bunawan, L. dan Yuwati, C.S. (2000). Penguasaan bahasa anak tunarungu. Jakarta: Yayasan Santi Rama.

Calvert, G. A. & Campbell, R. (2003). Reading speech from still and moving faces: The neural substrates of visible speech. Journal of Cognitive Neuroscience, 15:1, pp.57-70.

Campbell, R. (2011). Speechreading and the Bruce-Young model of face recognition: Early findings and recent develompements. British Journal of Psychology.

Fitzer, J. (2003). Speechreading-not just deafies. Journal of Association of Medical Professionals with Hearing Losses, Vol.1 number 2.

Faraco, S. et al. (2007). Discriminating language by speech-reading. Perceptions & Psychophysics, 69 (2), 218-231.

Gravel, S.J & O’Gara. (2003). Communication options for children with hearing loss. Mental Retardation and Developmental Disabilities Research Reviews. 9: 243-251.

Han, H. S. (2011). The effect of a school-wide token economy system on learning attitude, social interaction, and challenge behavior of the mental retardation. The 20th Asian Conference on Intellectual Disabilities.

Heward, W.L & Orlansky, M. D. (1992). Exceptional children: An introductory survey of special education (4th. Ed.). New York: Merill.

Hoff, E. (2005). Language development

(3rd Ed.). California: Thomson Wadsworth.

Kapplan, H., et al. (1999). Speechreading a way to improve understanding (2nd Ed.). Washington, DC: Gallaudet University.

Lee, J. (1997). Speechreading in context: A guide for practice in everyday settings. Washington, D.C.: Laurent Clerc National Deaf Education Center, Gallaudet University.

MacDonald, J. L. (2006). Using phenomenology and action research to assist adults with hearing impairment to achieve positive life outcomes. Australia: James Cook University.

Mangunsong, F. (2011). Psikologi dan anak berkebutuhan khusus (Jilid kesatu). Depok: LPSP3.

Mangunsong, F. (2014). Psikologi dan anak berkebutuhan khusus (Jilid kedua). Depok: LPSP3.

Martin, G & Pear, J. (2003). Behavior modification: What it is and how to do it (7th. Ed.). New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Mitra, S.B. (1970). Educational provisions for mentally retarded dead students in residential institutions for the retarded. The Yolta Review.

Morris, R. J. (1985). Behavior modification with exceptional children: Principles and practices. Illinois: Scott, Foresman and Company.

National Dissemination Center for Children with Disabilities. (2013). Multiple Disabilities. Washington.

Nugroho, B. (2009). Pentingnya intervensi dini secara edukatif bagi anak tunarungu, Makalah Pelatihan Teknis Tunarungu, Jakarta.

Ortiz, I.R. (2008). Lipreading in the prelingually deaf: What makes a skilled speechreader?The Spanish Journal of Psychology, Vol. 11, No.2, 488-502.

Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. (2014). Penyandang Disabilitas Pada Anak.

Sarafino, E.P. (1996). Principles of behavior change: Understanding behavior modification techniques. New York: John Wiley& Sons, Inc.

Wickware, Alena. (2014). The impact of speechreading programs on adults with hearing loss: Literature Review.National Speechreading Program Canadian Hard of Hearing Association.

Downloads

Published

20-03-2018

How to Cite

Trianisa, N., Rifameutia, T., & Septiana, E. (2018). Metode Sintetik dengan Token Economy Guna Meningkatkan Kemampuan Speechreading Anak Tunagrahita Dengan Gangguan Pendengaran. Jurnal Psikogenesis, 4(1), 58–72. https://doi.org/10.24854/jps.v4i1.517

Issue

Section

Articles